SuaraJogja.id - Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Singgih Raharjo mengakui terdapat dinamika dalam rencana pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul. Kendati demikian rencana itu masih akan diupayakan untuk menemukan solusi yang tepat.
"Lokasi di Piyungan kita masih lakukan komunikasi dengan pihak di sana karena kemaren ada dinamika. Sehingga kita masih melakukan komunikasi supaya nanti bisa digunakan," kata Singgih, Sabtu (4/5/2024).
Saat ini, diungkap Singgih, pihaknya masih akan melakukan berbagai pendekatan. Baik kepada warga maupun perangkat desa di lokasi TPST tersebut.
"Ya baru proses komunikasi lagi, karena itu juga menjadi salah satu solusi. Itu yang kemudian kita lakukan, komunikasi lebih intens lagi ya penjelasan lebih detail lagi," ujarnya.
Baca Juga: Strategi Pemkot Jogja usai TPA Piyungan Tutup, Maksimalkan Depo Sampah yang Kurang Terisi
Dalam kesempatan ini, Singgih turut meluruskan kesalahpahaman atas pembangunan TPST tersebut. Ia memastikan bahwa TPST yang direncanakan dibangun di lokasi Sitimulyo itu tetap akan mengadopsi teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
Sehingga terkait anggpan bahwa Pemkot Jogja hanya memindahkan sampah tidak benar. Nantinya dengan TPST tersebut, sampah langsung diolah dengan konsep zero waste atau tanpa residu.
"Tetap RDF [teknologinya]. Jadi sebetulnya di Piyungan itu nanti kita tidak menambah sampah tapi mengolah sampah sampai habis, sebetulnya itu. Kalau dulu memang ditimbun," terangnya.
"Misal nih kita bawa 50 ton ke sana dalam satu hari, nanti produksi RDF-nya sekitar 60 persen, 40 persen ini nanti kita bawa turun untuk kemudian diolah lagi untuk hal lain. Organik bisa jadi kompos, jadi di sana tidak ada pertambahan sampah di sana," imbuhnya.
Ditanya mengenai target mulai pembangunan, Singgih mengaku belum bisa menetapkan secara pasti. Namun ia berharap pembangunan itu bisa dapat segera dilakukan.
Baca Juga: TPA Piyungan Akhirnya Ditutup, Begini Siasat Pemkot Jogja Atasi Persoalan Sampah
Diketahui, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah resmi menutup Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan mulai Rabu (1/5/2024) kemarin. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kini terus melakukan percapatan memaksimalkan program desentralisasi.
Pemkot Jogja sendiri memastikan siap untuk melaksanakan desentralisasi sampah di wilayahnya. Kini setidaknya ada tiga TPST 3R yang tengah berproses yakni TPST 3R Nitikan, Kranon, dan Karangmiri.
Untuk TPST 3R Nitikan telah beroperasi beberapa waktu lalu untuk mengolah sampah dengan kapasitas 60-75 ton per hari. Kemudian untuk TPST 3R Kranon tahap penyelesaian dan Karangmiri ditargetkan selesai pada akhir bulan nanti.
"Sebetulnya ada satu lagi [TPST] tapi saya belum bisa bicara tapi masih ada satu lagi kita upayakan juga. Sehingga betul-betul nanti sampah perkotaan bisa kita kelola dengan baik, baik itu di dalam kota atau yang di luar," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
Terkini
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai