Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 13 Juni 2024 | 18:26 WIB
Tumpukan sampah terlihat di separator Pasar Demangan, Jalan Affandi Yogyakarta, Rabu (5/6/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Warga Jagalan menolak pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Karangmiri, Banguntapan, Bantul. Pembangunan TPS3R yang salah satunya digunakan Kota Yogyakarta untuk pengelolaan sampah dikhawatirkan akan berdampak panjang pada warga setempat.

Sekda DIY, Beny Suharsono pun bersuara terkait penolakan tersebut. Beny meminta Pemkot Yogyakarta berdialog dengan warga Jagalan.

"Mari kita kelola kalau memang itu terjadi penolakan [karangmiri] ya lakukan dialog. Kita memang harus blak-blakan kalau ada risiko, sampaikan risikonya apa. Dari dialog tersebut kita lalu mencari cara agar ketemu," papar Beny dikutip Kamis (13/6/2024).

Ruang dialog tersebut dibutuhkan agar muncul solusi dari masalah pengelolaan sampah. Apalagi Kota Yogyakarta memiliki keterbatasan lahan untuk membangun TPS3R.

Baca Juga: Pembunuhan Perempuan Mulut Disumpal Tisu, Polisi : Sebelum Beraksi, Korban Sempat Memijit Pelaku

Beny mengakui, perubahan kebiasaan membuang sampah menjadi mengolahnya di TPS3R bukanlah hal yang mudah. Bahkan membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama.

"Proses ini memang pembelajaran bersama. Kita tidak pengalaman mengolah sampah, pengalamannya kita adalah membuang sampah. Nah sekarang dari membuang menjadi mengolah pastinya akan ribut," ujarnya.

Karenanya, Beny kembali menegaskan, Pemkot Yogyakarta dan Pemkab Bantul harus berkomitmen untuk menyelesaikan masalah sampah tersebut secara bersama-sama. Dengan demikian ada solusi yang cepat dan tepat agar sampah tidak semakin menumpuk.

Transparansi dan akuntabilitas kedua belah pihak dibutuhkan dalam pengelolaan sampah. Kerjasama dan keterbukaan itu akan memudahkan penyelesaian masalah sampah ini.

Contohnya kejujuran Pemkot Yogyakarta dalam hal kapasitas sampah yang harus dikelola di TPS3R. Sehingga bukan sekedar estimasi sampah yang dihasilkan karena masalah sampah sudah muncul beberapa bulan terakhir pasca penutupan TPA Piyungan.

Baca Juga: Beach Club Raffi Ahmad Ditolak, Bupati Gunungkidul: Bila Semua Area Karst Tak Boleh Dibangun, 700 Ribu Warga Makan Apa?

"Plan B Plan C semuanya harus jalan, kalau tidak kan repot. Tahu-tahu nanti dimana-mana ada timbunan sampah. Kalau soal kecepatan mari kita lakukan, contoh dari pagi sampai siang di [TPS3R] bisa ditambah lagi tenaganya. Tapi kalau sama saja tidak ada penambahan ya tidak ada peningkatan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More