Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 27 Juni 2024 | 20:28 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Kulon Progo)

SuaraJogja.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menilai Kalurahan Karangwuni, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki risiko bencana tinggi, seperti tsunami karena posisinya di pesisir.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Kulon Progo, Kamis, mengatakan kunjungan itu untuk memastikan sejauh mana kesiapsiagaan hingga kemampuan warga di sini dalam menghadapi potensi bencana.

"Kami menilai warga Karangwuni sudah sangat siap dan mampu melakukan mitigasi bencana," kata Suharyanto.

Ia mengatakan kesiapan itu terlihat dari keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan pelatihan hingga simulasi yang dilakukan. Namun demikian, dirinya mendapat informasi soal kendala infrastruktur pendukung mitigasi bencana berupa jembatan yang kondisinya rusak.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Koperasi Wanadelima, Pemkab Kulon Progo Kembangkan Pertanian Terpadu Sidomulyo

"Kami berusaha membantu upaya perbaikannya. Kami sudah berdialog dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo soal jembatan tersebut agar bisa segera diperbaiki," katanya.

Penjabat Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi mengatakan risiko bencana di selatan Kulon Progo menjadi paling tinggi. Namun, upaya meminimalisir dampak bencana terkendala oleh kondisi fasilitas pendukung yang kurang memadai.

"Kami berharap ada perhatian dan dukungan dari BNPB terkait masalah itu," katanya.

Terkait jembatan penghubung di Kalurahan Banaran, ambles pada Januari 2024 lalu, Siwi berharap BNPB membantu perbaikannya.

Ia mengharapkan dukungan dari BNPB agar ada upaya perbaikan pada jembatan tersebut. Nantinya akan memudahkan upaya mitigasi bencana, terutama tsunami.

Baca Juga: Gerindra Kulon Progo Gerakan Kader Menangkan Marija dalam Pilkada 2024

"Jembatan tersebut sangat diperlukan baik untuk mitigasi bencana, aktivitas ekonomi warga, hingga wisata," katanya.

Load More