Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 06 Juli 2024 | 22:36 WIB
Pemain film 'Sekawan Limo' menyapa para penonton di Yogyakarta, Sabtu (06/7/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Bertepatan dengan Malam 1 Suro 2024, film bergenre horor komedi  dengan judul 'Sekawan Limo' hadir di bioskop-bioskop Yogyakarta, Sabtu (06/7/2024). Dibintangi komedian Bayu Skak, film yang juga mengambil setting waktu Malam 1 Suro ini mencoba mengejawantahkan kearifan lokal masyarakat Jawa dan bagaimana generasi muda seharusnya menghormati tradisi alih-alih meremehkannya.

"Film ini bisa dikatakan tontonan yang jadi tuntunan dan sarat akan makna. Orang-orang jogja yang nonton bisa merasa tertampar dengan film ini," ujar Bayu di Yogyakarta, Sabtu Malam.

Menceritakan kisah lima sekawan Bagas yang diperankan Bayu dan Lenni, Dicky, Juna serta Andrew yang mendaki Gunung Madyopuro, mereka dalam perjalanannya melanggar aturan selama pendakian. Aturan pendaki yang dilarang keras menoleh ke belakang dan jumlah rombongan harus genap tak diindahkan rombongan Bayu. 

Mereka berangkat mendaki dan ada diantara mereka yang menoleh kebelakang. Akibatnya dalam pendakian mereka terus menerus dihantui. Pada malam 1 Suro, mereka tersadar satu orang di antara mereka berlima bukan manusia. 

Baca Juga: Peduli Sesama, Kawan Lama Group dan PMI Siap Kumpulkan Ribuan Kantong Darah

"Kami ingin mengajak penonton untuk bisa berdamai dengan masa lalu mereka melalui film ini, tidak perlu menoleh ke belakang. Entah itu buruk, bahagia, semua ya dihadapi dan jangan menghindari. Itu juga yang akan ditunjukkan di film ini dari para karakternya," paparnya.

Selain mitos Malam 1 Suro, film yang juga disutradarai Bayu selama hampir sebulan ini juga sengaja menggunakan beberapa kali dialog berbahasa Jawa dengan subtitle bahasa Indonesia. Bukan tanpa sebab, Sekawan Limo diharapkan memberikan sentuhan baru dunia perfilman Indonesia, terutama untuk genre horor komedi.

"Setiap karakternya terbentuk, bisa dijadikan film sendiri. Karakternya digali sedemikian mungkin dengan beberapa dialog bahasa jawa. Merumuskan agar kedepan bikin cerita karakter dulu yang kuat. Harapannya ada sekuel lanjutan," jelasnya.

Sementara Devina Aureel mengungkapkan film itu sangat mengesankan untuknya. Bahkan bukan sekedar film horor yang dibintanginya. 

"Aku masih merasa ketampar sendiri, tidak sekedar komedi horor. Kita berharap yang nonton dapat intisarinya. Orang-orang bisa berdamai dengan masa lalu dan menghormati mitos," imbuhnya.

Baca Juga: Tarik Pungutan Peserta Didik Baru Tak Sesuai Prosedur, Madrasah di Kota Jogja Kembalikan Seluruh Dana ke Orang Tua

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More