SuaraJogja.id - Beberapa hari terakhir sosial media (sosmed) diramaikan Pemkot Yogyakarta membuang sampah basah ke Sanden, Bantul. Petani Sanden pun protes karena janjinya mereka dikirim kompos alih-alih sampah basah yang bau.
Mengetahui hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY meminta kabupaten/kota tak sembarangan membuang sampah di wilayahnya ke kabupaten/kota lain. Mereka harus bisa mengurus sendiri sampah yang dihasilkan.
"Kalau kami hanya imbau semisal untuk timbunan sampah di daerahnya diselesaikan di daerah masing-masing dan nggak dialihkan ke daerah lain," papar Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo saat dikonfirmasi, Kamis (4/7/2024).
Kusno menyebutkan saat ini masing-masing kabupaten tengah disibukkan pengelolaan sampah sendiri. Pembangunan infrastruktur seperti Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R, alat pemusnah sampah dan lainnya tengah dikebut untuk mengolah sampah yang dihasilkan pasca penerapan desentralisasi sampah yang diterapkan Pemda DIY.
Baca Juga: Belajar dari Lukisan, Menyelamatkan Yogyakarta dari Bencana Ekologi
Karenanya alih-alih merugikan kabupaten lain, masing-masing pemkab/kota harus bisa secara mandiri mengelola sampah mereka. Pemda DIY hanya membuka darurat TPA Piyungan untuk mengangkut 5.000 ton sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta.
"Tentunya semua masih sibuk masing-masing menyelesaikan sampahnya sendiri, agar tidak terganggu makanya diselesaikan persoalan sampah di daerah masing-masing," tandasnya.
Sementara terkait pengosongan 5.000 sampah di Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan yang juga belum selesai dilakukan, Kusno meminta Pemkot terus melanjutkan pengiriman sampah setiap harinya. Sebab meski sudah banyak dibuang, hingga saat ini masih banyak timbunan sampah di depo, TPS maupun ruas-ruas jalan.
Apalagi saat libur sekolah seperti sekarang ini, puluhan ribu wisatawan masuk ke Yogyakarta setiap harinya. Dimungkinkan volume sampah yang dihasilkan akan semakin setiap harinya.
"Sekarang kan masih proses, pengosongan depo besar yang ada di kota masih dilaksanakan terus dan hari ini masih ada pengangkutan juga ke Piyungan. Diharapkan terus dilakukan secara bertahap, nggak bisa dalam satu waktu karena volumenya besar sekali," imbuhnya.
Baca Juga: Kemenag DIY Kerahkan Semua Penyuluh Agama Sosialisasi Bahaya Laten Judi Online
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Penggunan Sistem Sirkular Dinilai Pelaku Industri Bisa Kurangi Sampah Plastik
-
LPKR Alihkan 3.200 Ton Sampah, Perkuat Inisiatif 3R
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Aksi Suporter Indonesia Kompak Bersihkan Sampah di GBK Jadi Omongan: Kebaikan Jepang Menular
-
Tak Lagi Menjabat, Penampakan Foto Jokowi Diduga di Tempat Sampah Tuai Berbagai Reaksi: Salah Apa?
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi