SuaraJogja.id - Gubernur DIY Sri Sultan HB X angkat suara terkait polemik PT Primissima yang terletak di Jalan Magelang, Sleman, Yogyakarta. Sultan tak ingin campur tangan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terancam ditutup dan sempat didemo karyawannya tersebut.
Apalagi menawar kembali saham PT Primissima untuk dijadikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebab perusahaan negara yang bergerak di sektor produksi tekstil tersebut dalam tahap hidup segan mati tak mau.
"Kami tidak berani untuk nawar lagi menjadi BUMD seperti tujuh-delapan yang lalu. Karena dengan begini nanti diambil alih juga saya pusing juga," papar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (09/7/2024).
Mengaku prihatin dengan kondisi para karyawan, Sultan mendapatkan informasi bila perusahaan tersebut bermasalah sejak lama. Bahkan PT Primissima disebut selalu merugi namun tidak ada perbaikan manajemen dan operasional perusahaan.
Baca Juga: 32 Tambang di DIY Disinyalir Ilegal, Sultan: Ditutup Saja, Kenapa Takut?!
Karenanya Pemda DIY tidak berani mengambil resiko untuk membeli saham perusahaan tersebut. Meski demikian, Sultan berharap polemik PT Primissima tidak merugikan karyawannya.
"Ya Primissima itu sepertinya hidup segan mati tak mau. Dari dulu kok tidak pernah selesai. Mestinya tidak merugikan karyawan. Memang dari awal tidak tahu kenapa tidak diselesaikan. Jangan sampai karyawan itu dirugikan," tandasnya.
Sebelumnya Kementerian BUMN berencana menutup sejumlah BUMN yang terus merugi pada tahun ini. Tercatat sebanyak 14 BUMN yang dinilai bermasalah, salah satunya PT Primissima yang akan ditutup operasionalnya.
Sejumlah 15 karyawan pun sempat berunjuk rasa karena tidak menerima gaji selama berbulan-bulan hingga berjumlah sekitar Rp108 juta. Tunggakan BPJS dari 2020 silam pun juga belum terbayarkan.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Syarat yang Harus Dipenuhi Filipina Pulangkan Terpidana Mati Mary Jane dari Indonesia
-
Tragis! Warga Sekayu Ditembak Mati saat Bayar Listrik, Pelaku Diburu Polisi
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Kronologi Kasus Mary Jane Veloso: Lolos dari Hukuman Mati Hingga Bakal Pulang ke Filipina
-
Laba MIND ID Q3 2024 Lampaui Total Laba 2023, Bukti Kesuksesan Hilirisasi Mineral
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Terpidana Mati Mary Jane Bakal Dipindah ke Filipina, Begini Tanggapan Komnas HAM
-
Ratusan TPS Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Kulon Progo Intensifkan Pengawasan
-
Banyak Aduan Tidak Ditindaklanjuti, Front Masyarakat Madani Laporkan Bawaslu Sleman ke Ombudsman DIY
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci