SuaraJogja.id - Konflik Israel dan Palestina yang tidak berkesudahan beberapa waktu terakhir memunculkan gerakan boikot berbagai produk Israel. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat mengeluarkan fatwa terkait boikot terhadap produk-produk Israel dan afiliasinya.
Gerakan maupun fatwa tersebut disebut berhasil menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat Indonesia dalam rangka menekan tindakan brutal Israel kepada rakyat Palestina. Namun gerakan tersebut kadangkala disalahgunakan. Ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja mengambil keuntungan dari gerakan tersebut untuk tujuan persaingan usaha.
"Tujuan boikot ke persaingan bisnis itu ada," ujar Dekan Fakultas Hukum (FH) UII, Budi Agus Riswandi dikutip Kamis (11/7/2024).
Menurut Budi, tujuan yang salah kaprah tersebut sangat perlu diperbaiki. Alih-alih dalam konteks persaingan bisnis, gerakan boikot produk Israel mestinya disikapi sebagai bentuk komitmen terhadap kemanusiaan.
Apalagi selama ini MUI tidak pernah mengidentifikasi nama-nama produk yang terafiliasi dengan Israel. Kalau ada pihak yang menyebutkan nama-nama produk Israel seperti Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), MUI tidak ikut campur akan hal itu.
"Tidak ada [penyebutan nama produk Israel] di dalam fatwa MUI itu," ungkapnya.
Karenanya Budi berharap pihak-pihak yang menyebut nama-nama produk yang terafiliasi dengan Israel dapat memberikan informasi yang benar dan utuh. Jangan sampai masyarakat justru terprovokasi dengan adanya daftar nama tersebut.
Contohnya YKMI yang merilis daftar produk-produk yang disebut terafiliasi Israel tanpa informasi yang jelas. Semestinya mereka tidak hanya mengeluarkan daftar produk-produk tersebut karena perlu ada bukti secara sah, meyakinkan, valid dan akurat bila produk di daftar mereka punya afiliasi dengan Israel dan menyokong tindakan-tindakan Israel.
"Jangan juga memberikan informasi itu cenderung memprovokasi atau bersifat provokatif, sehingga tujuan dari boikot ini menjadi bergeser dari tujuan memperjuangkan kemanusiaan untuk Palestina menjadi isu persaingan bisnis.[Daftar yang diterbitkan] tidak secara utuh informasi yang diberikan kepada masyarakat. Harusnya kan informasinya diberikan utuh," tandasnya.
Baca Juga: Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop Bapak Asuh
Budi menambahkan, untuk menyebut nama-nama produk yang terafiliasi Israel membutuhkan kajian yang mendalam. Karenanya MUI maupun pemerintah sampai saat ini tidak melakukannya. Sebab penyebutan nama-nama produk seperti yang dilakukan YKMI dikhawatirkan membuat gerakan kemanusiaan tersebut justru dipolitisasi menjadi gerakan like and dislike terhadap produk tersebut.
"Mereka tidak gegabah melakukan itu, karena dikhawatirkan aksi boikot itu akan dilihat menjadi tidak murni lagi," tandasnya.
Sebelumnya MUI meminta pemerintah mengeluarkan daftar nama-nama perusahaan yang benar-benar terafiliasi dengan Israel. Hal itu penting untuk menghindari adanya berita-berita terkait nama-nama perusahaan yang secara tidak resmi tersebar di masyarakat.
"MUI sendiri tidak pernah sama sekali menyebutkan nama-nama produk yang terafiliasi Israel dalam fatwa yang telah dikeluarkan. MUI hanya menyebutkan dalam fatwanya mengharamkan semua produk-produk yang terafiliasi Israel," ujar Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu
-
Kiai-Nyai Muda NU Dorong Penyelesaian Konflik PBNU Secara Terukur dan Sesuai Aturan
-
Duh! KPK Temukan Akal-akalan Daerah Naikkan Skor Indeks Integritas
-
Porsener-G KukuBima 2025 Berlangsung Sukses, Tinggalkan Jejak Prestasi dan Kebersamaan