SuaraJogja.id - Seni kriya lekat dengan kehidupan sehari-hari dan perkembangannya cukup luar biasa di Yogyakarta. Namun mirisnya, seni ini justru seringkali tidak banyak diapresiasi karena jadi hal yang biasa.
"Kami memang melihat potensi dan peluang dari seni kriya itu luar biasa, karena seni ini sangat lekat dengan keseharian dan kehidupan kita. Kreasi-kreasi para seniman kriya di Yogyakarta juga luar biasa. Namun, seni ini sering kita lihat tetapi jarang mendapat apresiasi dalam agenda formal yang benar-benar menyoroti detail seni kriya," papar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi disela Festival Matra Kriya 2024 di Yogyakarta, Sabtu (20/7/2024) malam.
Padahal menurut Dian, seni kriya laiknya seni-seni lain menunjukkan perkembangan peradaban. Bahkan perkembangan seni kriya di Yogyakarta tidak pernah kering dan selalu tercipta karya-karya baru.
Karenanya Disbud akan melakukan pemetaan karya seni kriya di berbagai desa wisata. Karya-karya tersebut akan dibuat jadi suvenir khas desa setempat.
Tak hanya desa wisata, kawasan Sumbu Filosofi yang jadi ikon Yogyakarta pun akan dibuat suvenirnya. Menggandeng para seniman kriya, Sumbu Filosofi yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Non Benda oleh UNESCO akan diejawantahkan dalam seni kriya yang nantinya dijadikan suvenir.
"Kami ingin menguji coba kawasan sumbu filosofi sebagai warisan dunia. Tentu saja, kualitas karya-karya ini harus tinggi karena taruhannya adalah pengakuan dunia internasional. Dengan bantuan pusat desain nasional di Jogja, nilai-nilai warisan dunia yang abstrak bisa dieksplorasi menjadi souvenir identik," paparnya.
Sementara Ketua Panitia MKF 2024, Rosanto Bima, mengungkapkan tak hanya Sumbu Filosofi, ritual pun bisa diejawantahkan dalam karya seni kriya yang patut diapresiasi. Terlebih ritual sering ditemukan dalam praktik-praktik kebudayaan.
"Kami berpikir bahwa kadang seniman juga melakukan ritual-ritual sendiri untuk menciptakan karya seni, termasuk kriya. Seniman tidak hanya menggambarkan kebudayaan ritual secara visual, tetapi mereka juga memiliki cara tersendiri untuk menciptakan karya. Atau, ritual dalam berbagai praktik kebudayaan bisa menjadi inspirasi karya mereka," ungkapnya.
Salah seorang seniman Seni Kriya asal Yogyakarta, Nurrohman mengungkapkan sebenarnya banyak kearifan lokal Yogyakarta yang bisa dijadikan ikonisasi suvenir atau cinderamata Yogyakarta. Sumbu Filosofi yang abstrak dan tidak bisa dibaca bisa diwujudkan dalam seni kriya yang nanti jadi cinderamata.
Baca Juga: Bangkitkan Gairah Berkesenian, Festival Karawitan UGM Kembali Digelar
"Sumbu filosofi adalah sebuah nilai yang tidak bisa dibaca, yang kemudian dibaca melalui tanda-tanda seni kriya. Untuk jadi ikon, misalnya panggung krapyak [yang merupakan bagian dari sumbu filosofi] bisa dibuat sebagai karya kriya [dalam bentuk patung] ibu yang bening, didalamnya dimasukin bahan-bahan potensi alam [dan jadi suvenir," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Mahasiswa Sleman Kehilangan iPhone 15, Polisi Ringkus Pelaku di Rumah Orang Tua
-
Buruan Klaim, 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini Khusus Buat Kamu
-
Libur Panjang Bikin Tol Regional Nusantara Makin Padat! Ada Kenaikan Hingga 29 Persen di Ruas Ini
-
Lakalantas Maut di Lendah: Nenek 70 Tahun Meregang Nyawa, Pengendara Motor Luka Parah
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan