SuaraJogja.id - Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul yang rencananya digunakan untuk mengolah sampah sempat mangkrak. Namun Pemkab Bantul berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut agar desentralisasi sampah bisa berjalan.
"Bawuran karena dikelola BUMD tentu harus menggunakan prinsip-prinsip bisnis. Memang sejatinya pengelolaan sampah itu sudah harus dimulai dengan menggunakan prinsip bisnis. Ada insentif dan disinsentif," papar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (24/7/2024).
Dalam pembangunannya, Pemda DIY menyebutkan ITF Bawuran yang membutuhkan anggaran lebih dari Rp 400 Miliar. Anggaran yang didapat dari investasi dengan pihak ketiga seperti Amerika Serikat (AS) dan Taiwan tersebut berupa pendanaan hijau tersebut. Pemkab Bantul juga membutuhkan penyertaan dana dari pemerintah setempat sebesar 20 persen.
Karenanya pasca Pemkab Bantul sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan Pemkot Jogja untuk pemanfaatan ITF Bawuran, maka Bantul akan berupaya mempercepat operasional sejumlah TPST mandiri di wilayahnya dulu seperti TPST Dingkikan dan TPST Mondalan. Dengan demikian operasional ITF Bawuran bisa dipercepat.
Baca Juga: Coklit Data Pemilih Pilkada Bantul 2024 Tuntas 100 Persen
TPST Dingkikan di Argodadi Sedayu nantinya bisa menampung sampah dengan kapasitas mencapai 60 ton. dan TPST Modalan Banguntapan bisa menampung 50 ton. Sedangkan untuk ITF Bawuran nantinya bisa menampung sampah hingga 50 ton.
"Target kami September sejumlah TPST bisa dipakai dan beroperasi penuh," jelasnya.
Sementara Pj Walikota Jogja Sugeng Purwanto mengungkapkan, saat ini volume sampah yang belum dikelola di Kota Yogyakarta sudah mulai berkurang. Kalau biasanya 200 ton per hari, maka saat ini tinggal 60 ton per hari.
Karenanya Pemkot berharap ITF Bawuran bisa segera rampung sehingga sisa sampah yang belum diserap bisa dibuang ke lokasi tersebut. Pemkot juga terus mengoptimalkan kapasitas tiga TPST yang sudah berjalan yakni Kranon, Nitikan, Karangmiri dan TPA Piyungan.
"Total ada empat lokasi pengolahan sampah di Jogja sekarang. Pengolahan mandiri kami ya hanya 140 ton jadi sisa 60 ton per hari yang masuk ke Piyungan, sambil lalu sebagian menumpuk di depo," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY