
SuaraJogja.id - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kabupaten Gunungkidul menyebut angka pernikahan dini di wilayahnya masih tinggi. Dalam 2 tahun terakhir terlihat ada peningkatan namun hingga pertengahan tahun 2024 yang lalu, DSPPPA Gunungkidul mencatat angka pernikahan dini mencapai 50 pasangan.
Kepala Dinas Sosial Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, kasus pernikahan dini di Kabupaten Gunungkidul terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu menjadi keprihatinan berbagai pihak karena pernikahan dini ke depannya memang bisa menimbulkan masalah.
"Kami berusaha keras untuk mengurangi angka pernikahan dini ini," kata dia.
Pada tahun 2022 tercatat 170 kasus, sementara pada tahun 2023 meningkat menjadi 183 kasus. Hingga pertengahan tahun 2024, sudah ada lebih dari 50 kasus yang tercatat. Jumlah tersebut tergolong tinggi.
Baca Juga: Tolak Bantuan 3 Alat Pompa Air dari Kemenhan, Lurah Piyaman Didemo Warganya
Asti menekankan pentingnya sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar pernikahan dini dapat dicegah. Perkembangan teknologi memang menjadikan angka pernikahan dini di wilayahnya semakin banyak.
"Ya mengakses informasi demikian terbuka. Kalau tidak difilter maka akan menjadi malapetaka, seperti pernikahan yang belum waktunya," ujar dia.
Dan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, Dinas Sosial, menggelar acara sosialisasi bertema "Restorasi Sosial: Ojo Kesusu Rabi" di Balai Desa Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Jumat (15/8/2024) kemarin.
Sosialisasi ini dikemas melalui pagelaran wayang cakruk bersama dalang Ki Sumarno dan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan pernikahan dini.
"Harapannya, sosialisasi melalui pertunjukan kesenian tradisional ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga memberikan tuntunan kepada masyarakat," kata Asti.
Baca Juga: Delegasi Negara Colombo Plan Belajar Membatik di Kegiatan TPBIS Gunungkidul
Ia juga menyebutkan bahwa di wilayah Hargosari kasus pernikahan dini tidak ada, namun di wilayah lain masih banyak terjadi. Oleh karena itu, informasi tentang pencegahan pernikahan dini harus terus disampaikan.
Berita Terkait
-
Profil Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum Blak-blakan Ngaku Fans Agnez Mo di Pernikahan Dini
-
Mengintip Perayaan Cap Go Meh di Kawasan SCBD
-
3 Rekomendasi Film dan Series Randy Martin, Horor hingga Drama Romantis
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Catatkan Rekor MURI, Ini Cerita Buka Puasa Bersama Terpanjang di Solo
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
Terkini
-
Papua Global Spices, UMKM Papua Barat yang Sukses Tembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman