SuaraJogja.id - Seniman sekaligus budayawan Yogyakarta Butet Kartaredjasa berharap perjuangan untuk menjaga demokrasi harus tetap dilanjutkan. Butet bahkan menyebut perjuangan itu bahkan bisa dilakukan dengan menempuh Pisowanan Agung atau Pisowanan Ageng.
Pisowanan Agung itu sendiri memiliki arti pertemuan agung antara rakyat dengan raja yang memimpin. Dalam hal ini adalah pertemuan yang dilakukan antara Raja Yogyakarta yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan rakyatnya.
Dalam catatan sejarah tradisi Pisowanan Agung sendiri pertama kali digelar pada tahun 1998. Tradisi itu dilaksanakan berbarengan dengan momentum gerakan reformasi di Indonesia kala itu.
Menurut Butet, Pisowanan Agung Jilid II bisa saja terjadi kembali. Jika memang kemudian mayoritas parlemen di DPR RI tetap nekat meresmikan RUU Pilkada tanpa mendengar aspirasi rakyat.
Baca Juga: Ganjar Bicara Peluang PDIP di Pilkada 2024, Singgung Pencatutan KTP hingga Potensi Usung Bukan Kader
"Oh harus dilanjutkan (perjuangan) bahkan saya sangat mengharapkan kalau sampai ini DPR sampai memutuskan, ngotot tetap itu (RUU Pilkada) diputuskan, saya sangat mengharapkan Raja Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima seluruh gerakan sipil melakukan Pisowanan Agung jilid II, harus terwujud," katanya.
"Tahun 98 Pisowanan Agung jilid I penguasa langsung rontok, nanti Pisowanan Agung jilid II insya allah penguasa rontok," imbuhnya.
Terkait aksi yang digelar masyarakat sipil pada hari ini, Butet turut memberikan apresiasi. Menurutnya segala tuntutan dan keresahan rakyat tersampaikan dengan baik.
"Terartikulasikan dengan baik, sarkastik dan polisinya juga baik tidak ditangkap, tidak dilaporkan polisi, ungkapan-ungkapan yang tempo hari bisa menyebabkan orang seperti saya dilaporkan ke polisi tapi ini tadi enggak. Jadi oke lah itu semua," tandasnya.
Lebih jauh Butet bilang bahwa persoalan ini bukan lagi persoalan politisi atau partai politik saja. Melainkan sudah menjadi persoalan yang harus diperhatikan oleh rakyat Indonesia yang telah ditipu mentah-mentah.
Baca Juga: Tanpa Kursi DPRD, Partai Bisa Usung Calon Kepala Daerah: Ganjar Sebut Peta Politik Bisa Berubah
"Kita tidak bisa melihat dengan diam ketika konstitusi tempat bersandar hidup bersama ini dirusak, demokrasi dirusak, hukum diporakporandakan, enggak mungkin kita hidup tanpa hukum, ndak mungkin kita di Indonesia hidup tanpa konstitusi dan demokrasi," ujarnya.
Berita Terkait
-
'Berbagi Bahagia 1.730 Paket Sembako' di Yogyakarta, Aksi Nyata BRI Peduli Masyarakat
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Hindari Kepadatan Mudik, Menhub ungkap Perpanjangan WFA Bagi ASN
-
Jelang Sidang Perdana, Fraksi PDIP di DPR RI Siap Kawal Kasus Hasto Kristiyanto
-
Kebakaran Gerbong Kereta di Yogyakarta, Menhub Perintahkan Evaluasi Total KAI
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Rayakan 270 Tahun Berdirinya DIY, Ratusan Sekolah di Jogja Nabuh Gamelan Serempak
-
Luas Masa Tanam Kedua Turun Drastis, Dinas Pertanian Gunungkidul Sebut Karena Persoalan Air
-
Apresiasi Pemberian Bonus Hari Raya ke Ojol dan Kurir Online, Pakar UGM Soroti Soal Pengawasan Regulasi
-
Polisi Temukan Terduga Pelaku Pembakaran Gerbong KA di Stasiun Yogyakarta, Ini Motifnya
-
Terungkap! Satpam Salah Satu SMA di Sleman Terlibat Jaringan Penyuplai Senpi ke KKB