SuaraJogja.id - Puncak musim kemarau memberi dampak kepada sektor perikanan di Kabupaten Sleman. Selain kekurangan air, cuaca ekstrem juga menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman memberikan tips agar produksi dapat terjaga semasa musim kemarau ini. Plt Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kekeringan dan serangan penyakit pada sektor budidaya.
Pertama yakni pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan. Pengurangan padat tebar ikan yang dibudidayakan ini bisa menghindari stres dan menjaga kualitas air.
Kemudian yang kedua perlu dilakukan pemantauan dan pengamatan rutin. Terlebih untuk melihat gejala klinis pada ikan yang dibudidayakan.
"Bila mengalamai gejala stress, tidak mau makan, dan atau ikan bergerak tidak secara normal segera lakukan upaya identifikasi penyakit atau kirim sampel ikan yang sakit ke laboratorium penyakit ikan terdekat," kata Suparmono, dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).
Ketiga yakni penggunaan multivitamin dan probiotik pada sistem budidaya. Hal ini penting untuk tetap menjaga dan eningkatkan kekebalan tubuh terhadap potensi serangan penyakit ikan.
Terakhir yang keempat yakni pengendalian penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan. Bisa memanfaatkan obat herbal maupun kimia sesuai dengan aturan yang telah tersedia di kemasan.
"Serta menggunakan bahan kimia yang telah direkomendasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia," sebutnya.
Fluktuasi suhu ekstrem juga menyebabkan nafsu makan ikan berkurang sehingga antibodi ikan mengalami penurunan dan mudah terserang penyakit. Serangan hama penyakit ikan dan kekurangan air itu menjadi penyebab utamanya berkurangnya produksi di bulan Agustus.
Baca Juga: Produksi Perikanan di Sleman Menurun 30 Persen, Serangan Penyakit dan Kekeringan Jadi Penyebab
Suparmono mengaku belum dapat diketahui secara pasti angka penurunan produksi perikanan di Kabupaten Sleman. Terlebih sebagai dampak dari berlangsungnya musim kemarau.
"Namun diprediksi mulai Bulan Juli dan Agustus mengalami penurunan produksi, prediksinya bisa mencapai 30 persen dari produksi normalnya," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!