SuaraJogja.id - Setelah melalui proses research and development (R&D) selama lebih kurang tiga tahun, pesawat tanpa awak milik Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Palapa S-1 resmi dilaunching. Tak hanya sekadar pemantauan, pesawat nirawak ini bahkan bisa dikembangkan untuk keperluan militer.
"Untuk palapa S1 ini R&D-nya selama 3 tahun, 3 tahun kita mulai sejak 2021. Kemudian kita kembangkan terus strukturnya kita buat yang semakin ringan, semakin kuat," kata Ketua Periset sekaligus Dosen Fakultas Teknik Mesin, Gesang Nugroho saat ditemui di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik UGM, Selasa (3/9/2024)
"Nah ini sudah tahun ketiga serangkaian pengujian-pengujian sudah kita laksanakan," tambahnya.
Terkait pengembangan, Gesang bilang masih akan dilanjutkan terus menerus. Termasuk menyempurnakan dan menambah teknologi yang dibutuhkan sesuai keperluan.
Tidak terkecuali jika pesawat tanpa awak ini akan digunakan di lingkungan militer. Penambahan amunisi hingga bahan peledak pun sangat dimungkinkan untuk dilakukan.
"Ya pada prinsipnya pesawat ini bisa digunakan untuk apa saja kalau untuk militer ya nanti membawa bom atau apa itu bisa digunakan seperti itu, tapi saat ini belum kita," ucap Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Disampaikan Gesang, Palapa S-1 sejauh ini merupakan satu-satunya pesawat tanpa awak yang dikembangkan di Indonesia dengan menggunakan konfigurasi VTOL UAV atau kemampuan take off dan landing secara vertikal. Didukung dengan penggerak enzim.
"Ini baru kita satu-satunya saat ini," imbuhnya.
Meskipun sudah bisa dipesan dan diproduksi dengan skala lebih besar, Gesang mengatakan bakal tetap merencanakan sebuah pengembangan untuk pesawat tanpa awak itu. Termasuk penambahan sensor cerdas dan lainnya.
Baca Juga: Tak Kalah Kuat dari Plastik Biasa, Inovasi Kemasan UGM Ini 2 Kali Lebih Ramah Lingkungan
"Rencana pengembangan ke depannya pesawat ini akan kita lengkapi dengan sensor cerdas istilahnya ya. Sehingga bisa digunakan untuk misalnya untuk pemantauan di bawah pohon, pemantuan di bawah permukaan tanah dan seterusnya," tuturnya.
Pesawat nirawak selanjutnya yakni Palapa S-2 pun telah disiapkan dengan teknologi yang lebih mutakhir.
"Selanjutnya juga akan kita kembangkan pesawat yang lebih besar lagi, pesawat Palapa S-2 yang bisa terbang selama 12 jam, komunikasinya menggunakan satelit itu masih dalam pengembangan development," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Banjir & Longsor Mengintai: Kulon Progo Tetapkan Status Siaga Darurat, Dana Bantuan Disiapkan?
-
Gunungkidul Genjot Pendidikan: Bupati Siapkan 'Dukungan Penuh' untuk Guru
-
DIY Percepat Program Makan Bergizi Gratis: Regulasi Bermasalah, Relawan Jadi Sorotan
-
Rebut Peluang Makan Bergizi Gratis: Koperasi Desa di Bantul Siap Jadi Pemasok Utama
-
Pemda DIY Buka-bukaan Soal Aset Daerah: Giliran Hotel Mutiara 2 Malioboro Dilelang