Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 10 September 2024 | 20:15 WIB
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menandatangi nota kerjasama dengan PP Aisyiyah di Yogyakarta, Selasa (10/9/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan deindustrialisasi. Kontribusi sektor industri hanya mencapai 18 persen sejak tahun 2008. Tanpa upaya yang serius, maka ancaman PHK massal akan semakin nyata.

Karenanya Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki berharap UKM bisa berperan dalam mengantisipasi PHK massal di Indonesia. Apalagi saat ini, 97 persen lapangan kerja di Indonesia disediakan oleh sektor UMKM.

"UMKM telah terbukti menjadi tulang punggung ekonomi kita," ujar Teten usai menandatangi nota kerjasama dengan PP Aisyiyah se-Indonesia di UAD Yogyakarta, Selasa (10/9/2024).

Menurut Teten, kebijakan yang tepat untuk mendukung UMKM dalam menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja pun akhirnya sangat dibutuhkan. Sebab saat ini muncul tantangan baru dari platform e-commerce global yang memungkinkan produk luar negeri yang lebih murah masuk langsung ke konsumen Indonesia.

Baca Juga: Temu Siap Masuk Indonesia? Menkop UKM: Masih Terganjal HAKI

Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Koperasi dan UKM berkoordinasi dengan beberapa kementerian lain seperti Kementerian Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Koordinasi dilakukan untuk melindungi UMKM dari maraknya platform luar negeri.

Kementerian Koperasi dan UKM juga terus mendorong program-program yang meningkatkan daya saing UMKM. Termasuk digitalisasi, akses pembiayaan yang lebih mudah, dan pelatihan keterampilan bagi pelaku UMKM.

"[E-commerce luar negeri] ini bisa membahayakan daya saing UMKM kita. Kita perlu kebijakan yang melindungi pasar dalam negeri tanpa menghambat inovasi," tandasnya.

Teten menekankan pentingnya upaya yang serius dalam pengembangan dan perlindungan UMKM untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2030. Sebab jika kita tidak berhasil maka Indonesia berisiko menghadapi peningkatan pengangguran yang signifikan.

"Ini bisa menggagalkan upaya kita menjadi negara maju," imbuhnya.

Baca Juga: Trase Tol Jogja-YIA Berpotensi Berubah, UMKM Kulon Progo Berpotensi Untung

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More