Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 12 September 2024 | 11:49 WIB
Umat Buddha melakukan pradaksina di puncak Candi Borobodudur, Kabupaten Magelang, Jumat (17/11/2023). [ANTARA/Heru Suyitno]

Diketahui belum lama ini pemerintah merencanakan untuk memasang batu cattra di Candi Borobudur. Rencana itu menuai penolakan dari sejumlah pihak termasuk para peneliti dan akademisi.

Chattra merupakan payung bertingkat tiga yang dulunya diduga pernah terpasang di puncak Borobudur. Chattra juga dipercaya sebagai pelindung sehingga ditempatkan di puncak stupa.

Dugaan ini mulanya datang dari seorang insinyur Belanda, Theodore van Erp yang memimpin pemugaran Borobudur pada 1900-an. Saat itu van Erp menemukan kepingan – kepingan batu yang jika direkonstruksi diduga kuat merupakan sebuah chattra.

Namun, chattra tersebut kini hanya disimpan di Museum Cagar Budaya Borobudur karena dianggap tak memenuhi kriteria rekonstruksi secara arkeologis. Para arkeolog menganggap tidak pernah ada chattra di puncak Borobudur.

Baca Juga: Dari Rafael Alun ke Kaesang: Mampukah KPK Buktikan Taji Lawan Gratifikasi 'Orang Dalam'?

Informasi terbaru rencana pemasangan tersebut akhirnya batal dilakukan usai pro kontra yang muncul.

Load More