SuaraJogja.id - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Daerah Istimewa Yogyakarta menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggelar kegiatan "Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku" di MTs Al-Mahalli Brajan, Kabupaten Bantul, sebagai upaya mencegah masuknya paham radikal di lingkungan pondok pesantren.
"Kegiatan yang kita laksanakan ini adalah kolaborasi antara BNPT dengan FKPT DIY, yang tujuannya adalah mencegah jangan sampai berkembang paham-paham radikal di wilayah DIY," kata Sekretaris FKPT DIY Dewo Isnu Broto Imam Santoso di sela kegiatan tersebut di Bantul, Kamis.
Ia mengatakan bahwa saat ini banyak media sosial yang digunakan pihak-pihak terpapar radikalisme untuk mengembangkan keanggotaan dengan berbagai macam cara, kemudian iming-iming dan sebagainya.
"Kemudian sasarannya juga anak-anak. Maka dari itu, kami berupaya agar generasi emas kita yang masih dalam masa pertumbuhan, yang masih mencari jati diri, jangan sampai terjerumus pada persoalan-persoalan radikalisme," katanya.
Menurut ia, ponpes merupakan salah satu tempat yang kadang-kadang digunakan beberapa pihak terpapar radikalisme untuk masuk.
"Maka dari itu, kami hari ini bekerja sama dengan Al-Mahalli untuk memperkenalkan adik-adik apa itu radikal, kemudian juga mengenalkan apa itu teroris, bagaimana cara menanggulangi, jangan sampai adik-adik terbawa ke arus itu," katanya.
Dewo menambahkan, "Karena kalau sampai siswa atau santri MTs Al-Mahalli yang berada di lingkungan ponpes terbawa arus radikalisme maka bisa merugikan mereka dan merugikan masa depan mereka."
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari BNPT dan dosen Universitas Indonesia. Kegiatan ini juga dalam rangka pelaksanaan program kerja Sub-Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Bidang Perempuan dan Anak pada Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT.
Sementara itu, dosen Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia Nila Viendyasari yang menjadi salah satu narasumber dalam pengarahannya memberikan motivasi kepada siswa MTs Al-Mahalli mengenai cara menjadi orang sukses dan mengembangkan potensi diri.
Baca Juga: Dalam Tiga Tahun Bantul Dihantui Teror Penembakan, Korbannya Aktivis hingga Remaja
"Setiap anak bisa sukses juga merupakan peran orang tua, namun anak-anak harus paham, yang pertama adalah temukan minat," katanya.
Kedua adalah menggali potensi karena sekarang ini semua anak bisa belajar apa saja melalui akses internet. Namun, tambah Nila, akses internet harus digunakan untuk hal yang positif, sebagai alat menggali potensi diri dan belajar.
"Orang tua itu sebenarnya hanya membantu. Banyak cerita sukses walaupun tanpa orang tua. Nomor satunya adalah temukan minat, kedua gali potensi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Sambut Hangat Kunjungan Famtrip Budaya Travel Agent Tiongkok
-
Muaythai Kelas Dunia Bakal Guncang Candi Prambanan di 2026, Sensasi Duel Berlatar Warisan Dunia!
-
Sisi Kelam Kota Pelajar: Sleman Jadi 'Sarang' Narkoba, Mahasiswa Incaran Jaringan Via Instagram
-
Alarm! Pakar UGM Sebut Gen Alpha Rentan Depresi Akibat Digital, Orang Tua Wajib Tahu