SuaraJogja.id - Keracunan makanan yang marak terjadi, termasuk di lingkungan lembaga pendidikan di Yogyakarta harus dikaji lebih dalam oleh pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan menerapkan program makan siang dan susu gratis. Program tersebut masih banyak menyisakan pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan sebelum benar-benar diterapkan.
"[Kasus keracunan] ini menunjukkan bahwa anak sekolah tidak hanya membutuhkan gizi yang seimbang, tetapi juga makanan yang aman, terbebas dari kontaminasi, terutama kontaminasi mikrobiologi yang bisa menyebabkan keracunan. Ini adalah hal penting yang harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah yang akan datang," papar ahli Gizi dari Yogyakarta, Dyah Suryani disela International Seminar on School Lunch Program in South Asia' di Yogyakarta, Kamis (26/9/2024).
Menurut Kaprodi Gizi UAD ini, pemberian makan siang gratis ini sebenarnya menarik untuk dilaksanakan di Indonesia. Apalagi masalah anak sekolah di Indonesia tidak hanya terkait dengan stunting, tetapi juga obesitas.
Namun pemerintahan baru nanti mestinya juga memperhatikan aspek di luar anggaran yang disebutkan sebesar Rp 15 ribu per siswa. Nominal tersebut baru bisa mencakup menu makanan.
Yang mesti juga menjadi perhatian adalah biaya untuk sumber daya manusia (SDM) yang memasak. Biaya Rp 15 ribu per anak tersebut mungkin akan mengurangi alokasi dana untuk kualitas makanan. Akibatnya bisa kualitas makanan akan terabaikan.
"Yang dikhawatirkan, dengan dana terbatas, kualitas makanannya akan dikorbankan. Yang penting adalah mempertimbangkan kembali harga yang akan ditetapkan," tandasnya.
Program makan siang gratis tersebut, lanjut Dyah rencananya akan diterapkan di seluruh Indonesia. Karenanya butuh tim yang kuat mengingat jumlah sekolah dasar di setiap provinsi sangat banyak.
Penerapannya pun tidak mudah dan perlu persiapan yang matang, tidak hanya dari sisi biaya tetapi juga SDM-nya. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah keamanan makanan yang diberikan.
Belum lagi program pemberian susu. Ini perlu dipertimbangkan kembali apakah pemberian susu efektif, karena dalam pembuatannya terdapat banyak proses yang berisiko. Proses yang panjang bisa menyebabkan nilai gizi susu hilang sebelum sampai ke anak-anak. Selain itu, alergi terhadap bahan makanan seperti ikan juga harus diperhatikan agar program ini tidak menimbulkan masalah baru.
Baca Juga: Ganjar dan Enam Dosen UGM Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh di Dunia
"Itu yang perlu diperhatikan, jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari program ini," jelasnya.
Sementara Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO) Recfon, Herqutanto mengungkapkan berdasarkan pengalaman Kemendikburistek dalam mengembangkan Program Gizi Anak Sekolah (ProGas) sejak 2017 menunjukkan pemberian makan di sekolah bukan hanya soal membagikan makanan.
"Namun harus melibatkan analisis pola makan dan edukasi gizi," tandasnya.
Ada beberapa tantangan dalam penyediaan makanan siang gratis. Yakni SDM dan pengelola makanan di sekolah. Penyediaan makanan berkualitas melibatkan banyak aspek, seperti kebersihan bahan baku dan alat makan, serta kualitas bahan pangan yang digunakan.
Namun terkadang, praktik yang kurang baik masih terjadi. Misalnya makanan yang dihangatkan kembali karena sisa sehingga mengurangi nutrisi.
"Ini adalah dampak dari tantangan dalam penyediaan makanan di sekolah, yang masih menghadapi banyak kendala," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Calon Tunggal Marak, KPU Didesak Atur Kampanye Coblos Kotak Kosong di Pilkada 2024
-
Jalin Kolaborasi, PT PAL Buka Program Magang hingga Penelitian untuk Mahasiswa UGM
-
Dorong Penguatan Industri Maritim di Indonesia, PT PAL Jalin Kerja Sama dengan UGM
-
Bukan hanya Soal Kotak Kosong, Ini Bahaya Calon Tunggal di Pilkada 2024 Menurut Pakar Politik UGM
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik