SuaraJogja.id - Pemerintah Indonesia terus menggaungkan skema hilirisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Terbukti dari beberapa agenda besar, salah satunya yakni diresmikannya smelter Freeport di Gresik dalam beberapa waktu lalu.
Pakar Ekonomi UGM, Fahmy Radhi, menilai ada dua indikator yang dapat digunakan dalam memandang hilirisasi tambang ini. Pertama, tujuan pembangunan smelter ini dinilai positif, yakni mendongkrak nilai tambah dari tambang agar tidak lagi berpusat pada konsumsi domestik.
Menurutnya, negara dapat mendulang keuntungan ekonomi dengan nilai tambah yang naik. Berbeda jika kemudian hanya menjual konsentrat dengan harga murah, royaltinya rendah, dan juga pajak yang rendah.
Fahmy mengatakan dengan adanya smelter ini, mineral dapat diolah lebih lanjut seperti halnya menjadi katoda hingga bernilai jual lebih besar. Kedua, pembangunan ekosistem industri menjadi hal yang tidak kalah penting dari tujuan utama tersebut.
Baca Juga: Kisah di Balik Terciptanya Sandal Terapi Canggih untuk Pasien Patah Tulang Karya Mahasiswa UGM
"Peresmian ini cukup strategis karena sesungguhnya smelter ini dibutuhkan, khususnya di Gresik, utamanya untuk timah di Freeport. Freeport sudah terlalu lama melakukan hilirisasi di luar negeri meskipun sudah dilarang. Harapannya tidak ada lagi ekspor konsentrat," kata Fahmy dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).
Disampaikan Fahmy, smelter pun dapat dimanfaatkan untuk mendorong tumbuhnya industri lain dengan produk-produk turunannya. Ekosistem industri seperti itu yang memang seharusnya dibangun pemerintah.
Bukan tidak mungkin, lanjut Fahmy, jika ekosistem industri ini telah terbentuk dan terintegrasi dengan baik, Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya menjadi negara industri. Walaupun tetap ada catatan yang harus diperhatikan pemerintah.
Pemerintah harus memiliki komitmen kuat dan ketegasan dalam menegakkan regulasi yang telah dibuat. Hal tersebut demi kelanggengan ekosistem industri yang dikembangkan.
"Pemerintah perlu kebijakan atau regulasi yang memaksa dan penegakannya harus jelas. Jika keterkaitan ekonomi sudah terbentuk, saya yakin investor datang tidak perlu dipaksa dan mereka akan invest di berbagai line industri terkait. Apalagi disertakan iklim investasi yang sehat serta berlimpahnya resource dari hulu ke hilir. Ini tentunya menarik bagi investor," tegasnya.
Baca Juga: Keracunan Makanan Marak, Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masih Menyisakan Banyak PR
Kemudian, kata Fahmy ada kesempatan lebih terbuka terkait dengan lapangan pekerjaan. Apalagi ketika tenaga yang diprioritaskan nanti akan mengambil dari wilayah sekitar smelter.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
Dua Laga Penentu Nasib PSS Sleman, Bupati Sleman Optimistis Super Elja Tak Terdegradasi
-
Segera Klaim! Ada 3 Link Saldo DANA Kaget, Bisa Buat Traktir Ngopi dan Nongkrong Bareng Teman
-
Banyak yang Salah Kaprah, UGM Pastikan Kasmudjo Dosen Pembimbing Akadamik Jokowi
-
Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan
-
Polemik Lempuyangan: Keraton Bantu Mediasi, Kompensasi Penggusuran Tetap Ditolak Warga