"Sampai bulan September kemarin ada 80 kasus ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan mental dari mulai yang ringan," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes Bantul, Siti Marlina.
Disampaikan Siti, skrining kesehatan mental para bumil itu dilakukan dengan metode SRQ-29 yang sudah dipatenkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Skrining itu menjadi salah satu syarat untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas, minimal satu kali dalam periode kehamilan.
Gangguan kesehatan mental pada ibu hamil ini tidak serta merta muncul saat terjadi kehamilan. Ada kasus pada ibu yang sebelum hamil sudah mengalami gangguan mental bahkan termasuk di akhir kehamilan.
Ada pula beberapa kasus gangguan mental yang muncul setelah masa nifas atau setelah melahirkan. Misalnya saja baby blues syndrome atau depresi yang lain pada ibu hamil.
Berdasarkan skrining yang telah dilakukan itu, Siti mengungkap ada yang memang bumil dengan gangguan mental organik atau dialami sebelum mengandung. Namun sejauh ini tidak ada catatan bumil dengan gangguan mental yang berujung mengakhiri hidupnya.
"Jadi dia ibu hamil yang skizofren itu ada, tapi ini sudah melahirkan. Ada gangguan mental organik itu akibat penyakit yang lain yang berkaitan dengan saraf otaknya. Depresi bipolar itu juga ada. Jadi gangguan kepribadian bipolar atau depresi berat itu juga ada. Kalau yang menyebabkan sampai dia bunuh diri enggak ada," tandasnya.
Minim Dukungan Keluarga Jadi Penyebab
Siti menjelaskan gangguan mental pada seseorang itu terbagi ke dalam beberapa klasifikasi. Mulai dari yang bergejala ringan, sedang hingga berat.
Termasuk dengan kasus atau jenis gangguan mental itu sendiri yakni kecemasan, stres, gangguan penyesuaian hingga depresi. Termasuk sampai ke arah psikotik atau orang dengan gangguan jiwa berat.
Baca Juga: Titik Rawan Kecelakaan Jadi Fokus Operasi Zebra Progo 2024 di DIY
Hal itu kemudian diperparah dengan kesadaran untuk memeriksakan diri yang rendah. Tak jarang para bumil yang sudah memiliki gangguan kesehatan mental tapi tak meminta bantuan profesional untuk menangani.
"Tapi mereka ini tidak selalu datang ke rumah sakit," ucapnya.
Disampaikan Siti, ada berbagai penyebab yang dapat memicu gangguan kesehatan mental bagi bumil. Salah satu yang paling kerap ditemukan adalah minimnya dukungan dari keluarga.
"Penyebabnya karena memang utamanya bisa dari support keluarga yang kurang, kehamilan tidak diinginakn atau direncanakan, kemudian ada riwayat depresi sebelumnya itu menjadi salah satu faktor untuk memperberat gangguan kesehatan mentalnya," tuturnya.
"Kemudian masalah sosial ekonomi, masalah keluarga, itu yang paling sering, masalah keluarga, support dari keluarga kurang dari suami kurang," imbuhnya.
Ada pula penyakit bawaan atau penyerta lain yang sudah diidap oleh sang ibu hamil. Misalnya saja diabetes, hipertensi atau penyakit lainnya, termasuk kehamilan itu sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi