SuaraJogja.id - Kondisi telaga di Gunungkidul kini sudah sangat memprihatinkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kelompok Masyarakat Pelestari Sumber Air "Resan" sepakat menyebut dari ratusan telaga yang ada kini tinggal beberapa yang masih bisa berfungsi menampung air sepanjang tahun.
Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan dari data tahun 2006 yang lalu jumlah telaga yang ada di Gunungkidul ada 272 dan yang masih ada airnya sepanjang masa atau pada waktu kemarau masih ada airnya itu tidak lebih dari 30-an telaga.
"Kalau dari PU itu memiliki tahun 359 Telaga tahun 2022 dan itu ditandatangani oleh Pak Bupati. Yang masih ada airnya sepanjang tahun ya 30an," tutur dia, dikutip Jumat (25/10/2024).
Dirinya tidak mempermasalahkan perbedaan data. Karena mungkin pendataan yang dilakukan oleh DLH waktu itu belum selesai. Namun yang menjadi inti persoalan adalah kondisi telaga-telaga di Gunungkidul sudah banyak yang rusak sehingga fungsinya jauh berkurang.
Harry menyebut berkurangnya fungsi telaga itu karena aktivitas manusia. Telaga sejak jaman prasejarah sebenarnya sudah ada dan karena aktivitas manusia, sekarang sumber-sumber air itu tidak ada lebih karena aktivitas manusia itu sendiri.
"Ada beberapa faktor kenapa banyak telaga yang fungsinya sudah rusak," kata dia.
Harry menjelaskan alasan telaga itu cepat kering. Hal tersebut dipengaruhi oleh iklim mikro sekitar telaga di mana keberadaan air bisa cepat hilang karena adanya evaporasi atau menguap. Dan penguapan lebih cepat terjadi karena cuaca panas yang sering terjadi di seputaran telaga saat ini.
Panasnya cuaca di seputaran telaga dipicu karena berkurangnya tegakan (pohon kayu) yang ada di sekeliling telaga. Iklim mikro sendiri dipengaruhi oleh angin yang dapat mempercepat evaporasi. Jika yang berhembus adalah angin panas maka akan mempercepat evaporasi.
"Kalau tidak ada tegakan cepat terjadi kalau ada tegakan maka tidak terjadi. Tegakan penghijauan tidak ada," terangnya.
Baca Juga: Gunung Api Purba Gunungkidul Sempat Ditutup Sementara, Hewan Penyengat Ini jadi Sebabnya
Penyebab lainnya adalah pendangkalan telaga atau sedimentasi. Sedimentasi ini dipicu karena aliran air permukaan atau run off air hujan ketika terjadi hujan tidak ada kanopi atau penghalang. Ketika tidak ada pohon tegakan maka tidak ada penghalang sehingga air itu langsung ke tanah.
Dan kalau ada tegakan seperti pohon maka air hujan sampai ke tanah hanya berupa tetesan sehingga daya rusak terhadap tanah (erosi) jauh berkurang ketimbang air yang langsung jatuh ke tanah. Karena pohon tegakkan tidak ada maka daya rusak air hujan terhadap tanah.
"Aliran air hujan ke telaga ini membawa material tanah dan masuk ke telaga," terangnya.
Harry mengatakan jika banyak tanaman tegakan yang berubah menjadi tanaman musiman. Para petani menganggap pohon kayu nilai ekonominya kecil sehingga mengganti tanaman musiman seperti jagung dan kacang tanah.
Parahnya, cara panen tanaman musiman ini dilakukan dengan dicabut. Tanah yang awalnya sudah mapan menjadi gembur lagi dan mudah terbawa air. Sehingga semakin banyak material tanah masuk ke telaga yang terbawa air.
"Ada juga karena upaya melindungi telaga dengan kegiatan sipil teknis yaitu dengan talud. Ketika semuanya sudah ditalud airnya mau ke mana. Terlebih kawasan karst itu tanahnya rapuh sehingga airnya akan mencari celah-celah rongga untuk keluar. Telaganya semacam bocor," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki