SuaraJogja.id - ACT Alliance menyelenggarakan konferensi dunia di Yogyakarta. Isu soal kerusakan iklim di tengah polarisasi politik menjadi krisis yang harus diperhatikan dan ditanggapi secara nyata.
Para pemimpin dan tokoh agama, pembicara internasional dan Indonesia memberikan sejumlah pandangannya terkait keadaan darurat kemanusiaan saat ini.Salah satunya Direktur Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid.
Upaya mengatasi krisis iklim itu menjadi yang selalu ditekankan oleh putri sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu. Pertemuan besar ini sebagai langkah awal untuk mendorong penanganan itu makin baik.
"Ini sebenarnya pertemuan besar dari ACT Alliance, itu organisasinya banyak di seluruh dunia, mereka sedang menyusun langkah ke depan," kata Alissa ditemui di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Selasa (29/10/2023) kemarin.
Baca Juga: Alissa Wahid Desak Aturan Miras Dipertegas Usai Penusukan Santri di Jogja
Langkah penanganan ke depan yang diupayakan itu adalah mendorong pemerintah dunia-dunia untuk bergerak bersama. Tidak mencampuradukkan persoalan krisis iklim dengan politik.
"Nah langkah ke depannya itu salah satunya adalah bagaimana organisasi ini akan mendorong dunia terutama pemerintah negara-negara itu untuk mengatasi krisis iklim karena negara-negara ini memperlakukan krisis iklim itu secara politis enggak kerja beneran, termasuk Indonesia," tandasnya.
Rudelmar Bueno de Faria selaku Sekjen dari ACT Alliance, menuturkan krisis kemanusiaan yang terus meningkat tak dapat diabaikan. Dari meningkatnya pengungsian akibat bencana alam yang semakin sering dan parah hingga ketidakamanan pangan dan air yang diperburuk oleh kekeringan berkepanjangan.
Namun sayangnya keadaan darurat ini, justru menjadi hal yang biasa bagi dunia sekarang. Di tengah krisis ini terdapat tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.
"Ini bukan hanya masalah lingkungan yang jauh dari kita, ini adalah masalah kemanusiaan," ujar Bueno de Faria.
Baca Juga: Penusukan di Prawirotaman Diduga Berasal dari Miras, Santri Desak Peredarannya Dikendalikan
Berbagai bencana alam mulai dari banjir, kekeringan hingga kebakaran hutan terus terjadi. Degradasi ekosistem memiliki dampak langsung dan menghancurkan pada kehidupan dan mata pencaharian orang-orang.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi