Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 08 November 2024 | 19:25 WIB
Staf Khusus Kasal, Laksda TNI Hanarko Djodi Pamungkas menyampaikan paparan dalam diskusi Yayasan Panglima Besar Soedirman di Yogyakarta, Jumat (8/11/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan pendekatan yang strategis dan komprehensif dalam pengembangan sektor maritim. Meski Presiden RI ketujuh, Joko Widodo (Jokowi) sudah menetapkan poros maritim, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dihadapi pada pemerintahan Prabowo Subianto kali ini.

Tak perlu jauh-jauh belajar, pemerintahan baru ini bisa mencontoh strategi dan nilai-nilai yang diwariskan Jenderal Soedirman. Pahlawan nasional tersebut selama hidupnya mengedepankan ketahanan, adaptasi, strategi dan pengabdian dalam menjaga kedaulatan.

"Nilai-nilai yang diwariskan panglima besar Jenderal Soedirman menjadi sumber wawasan perjuangan bagi pengembangan karakter dan strategi pertahanan kita, terutama di sektor maritim," papar Staf Khusus Kasal, Laksda TNI Hanarko Djodi Pamungkas yang membacakan sambutan Kasal dalam diskusi Yayasan Panglima Besar Soedirman di Yogyakarta, Jumat (8/11/2024).

Strategi pertahanan maritim yang inovatif dan berkelanjutan dirasa penting diterapkan karena Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan fisik dan geografis dalam menjaga kedaulatan wilayah. Namun berbagai ancaman non tradisional yang bersifat kompleks seperti penangkapan ikan ilegal, pencemaran laut dan bencana alam masih jadi PR yang harus dihadapi saat ini.

Baca Juga: Donald Trump Kembali Terpilih Sebagai Presiden Amerika, Ini Implikasinya ke Indonesia di Bidang Ekonomi dan Politik

Pernyataan Jenderal Soedirman yang mempertahankan rumah dan pekarangan bisa menjadi sumber inspirasi dalam menegakkan kedaulatan maritim. Laiknya rumah, laut teritorial termasuk bagian dari wilayah NKRI wajib dilindungi dari segala macam ancaman.

Karenanya pemetaan konsep, kebijakan serta strategi pertahanan dan keamanan maritim perlu dikembangkan lebih lanjut. Sinergi antara pemahaman sejarah dan nilai filosofi dengan konteks pertahanan maritim modern akan membantu bangsa Indonesia dalam merumuskan kebijakan yang lebih adaptif, kolaboratif dan berkelanjutan dalam pengembangan sektor maritim.

"Diharapkan kita dapat mengindentifikasi strategi kongkrit dalam mempertahankan kedaulatan maritim yang lebih relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa ini," ungkapnya.

Sementara Ketua Yayasan Pangsar Soedirman, Tisa Bugianggri Soedirman mengungkapkan pengembangan sektor maritim memang sangat perlu kolaborasi stakeholder.

"Semua yang terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang harus bisa berkolaborasi. Makanya berkesinambungan dengan maritim," ujar dia.

Baca Juga: Pemerintah Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom UGM: Ambisius

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More