SuaraJogja.id - Sebagai destinasi wisata favorit, Yogyakarta selain memiliki beragam pilihan tempat bertamasya juga rutin menyuguhkan aneka event hiburan dan seni. Namun di balik meriahnya beragam event tersebut, para buruh dan pekerja yang terlibat di sektor ekonomi kreatif tersebut justru bernasib suram.
"Padahal sektor ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian daerah di Yogyakarta," ujar Ketua Koordinator Sindikasi Jogja, Syafiatudina di Kantor DPRD DIY, Rabu (13/11/2024).
Syafiatudina menyebutkan, rata-rata upah buruh di sektor ekonomi kreatif di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK). Bahkan, 85,63 persen pekerja di sektor ini menerima upah di bawah standar minimum. Sementara ada ratusan ribu pekerja ekonomi kreatif di Yogyakarta yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini.
"Nasib para pekerja justru terabaikan. Apakah narasi sukses itu juga dirasakan oleh para pekerja?" tandasnya.
Pekerja Kreatif Ngos-ngosan
Dari hasil riset yang dilakukan Sindikasi Jogja, lanjut Syafiatudina, ada beberapa pekerja ekonomi kreatif di Yogyakarta yang harus bekerja di dua atau tiga tempat sekaligus untuk bisa bertahan hidup. Bagaimana tidak, dalam satu bulan mereka hanya mendapatkan upah di bawah UMK atau UMP.
Rata-rata upah buruh sektor ekonomi kreatif hanya di kisaran Rp2.232.441 per bulan pada 2021. Sedangkan UMP pada tahun itu sebesar Rp2.687.724 per bulan.
Pekerja di bidang seni pertunjukan misalnya, pada 2021 mereka hanya mendapatkan upah sebesar Rp1.961.951 per bulan. Pekerja di kuliner bahkan hanya mendapatkan upah sebesar Rp1.880.246 per bulan. Sedangkan pekerja di seni rupa mendapatkan upah sebesar Rp1.794.764 per bulan.
"Misalnya ada penjaga pameran yang rata-rata fee-nya sekitar Rp800 ribu sampai Rp1 juta per bulan. Dimana kerjanya yang part time justru full hampir lima jam per hari. Dengan uang segitu sebulan kan tidak cukup untuk menutup biaya hidup," urainya.
Baca Juga: JAFF19 Kembali, 180 Film Asia Pasifik Siap Tayang di Yogyakarta
Minimnya upah itu akhirnya membuat kebanyakan pekerja di sektor ekonomi kreatif harus kerja dobel di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Satu orang bisa menjalankan dua sampai tiga pekerjaan sekaligus.
Dalam satu diskusi yang diorganisir Sindikasi Jogja pada Mei 2024 lalu, menurut Syafiatudina ada salah satu pekerja film yang mengaku mendapatkan gaji sesuai Upah Minimun Regional (UMR) Rp2 juta. Namun dari jumlah itu, sekitar 30-40 persen upah itu habis digunakan untuk mobilitasnya guna mengisi bahan bakar, transportasi dan tempat tinggal.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan jargon Yogyakarta yang mengkukuhkan diri sebagai Kota Festival. Perputaran uang dalam festival dan kegiatan seni di kota ini diklaim bisa mencapai miliaran atau bahkan triliuan dalam satu periode.
Bahkan DIY diketahui rutin menduduki peringkat satu nasional dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). Idealnya, dimensi ekonomi budaya yang tinggi ini mestinya memiliki korelasi positif dengan rendahnya tingkat kemiskinan.
"Artinya masyarakat yang terlibat dalam ekonomi budaya sangat besar, namun tidak mengubah tingkat martabat ekonominya [di jogja]," ungkapnya.
Sulit Menjangkau Papan
Berita Terkait
-
Gaji Guru Jadi Naik Rp 2 Juta? Mendikdasmen Bilang Begini Nih
-
Tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3, Sleman Kebut Bebaskan 3400 Bidang Lahan
-
Konstruksi Borpile Tol Jogja-Solo-YIA Seksi 2 Mulai Dikerjakan, Kontraktor Antisipasi Lumpur di Ring Road Utara
-
80 Penerbit Ramaikan Pesta Buku Jogja, Ada Irfan Afifi Hingga Suku Sastra
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki