SuaraJogja.id - Kancah perfilman tanah air dalam kurun satu dekade terakhir makin banyak dijejali dengan genre film horor. Dalam tahun 2024 ini saja tercatat sudah ada sebanyak 45 film horor yang sudah diproduksi dan didistribusikan ke bioskop.
Menariknya, melimpahnya produksi film horor itu juga disambut antusias penonton. Hal itu bisa dilihat bagaimana setiap munculnya film horor, kursi-kursi bioskop kerap dipenuhi penonton.
Menyikapi itu, Dosen Program Studi Produksi Film & Televisi Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta Deddy Setyawan menyebut ada beberapa alasan mengapa film horor tetap menarik perhatian banyak orang. Faktor kedekatan budaya dan psikologis punya peran besar di sana.
Menurut Deddy, genre horor sangat dekat dengan budaya dan agama masyarakat Indonesia yang sarat dengan elemen mistis dan supernatural.
"Masyarakat kita kan dekat dengan dunia mistis, cerita tentang makhluk halus, tempat angker, atau kejadian-kejadian tak terjelaskan sudah menjadi bagian dari cerita turun-temurun yang terus berkembang," kata Deddy.
Cerita-cerita mistis ini kemudian dijadikan sumber inspirasi hingga diadaptasi dalam film horor yang mudah diterima oleh penonton. Tak jarang kemudian hal itu beresonansi dengan pengalaman kolektif masyarakat atau penonton.
Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan bahwa horor menawarkan pengalaman emosional yang intens bagi penonton. Penonton dapat merasakan sensasi ditakut-takuti ketika menonton film-film itu.
Pengalaman ini, menurutnya, bukan hanya tentang ketakutan, tetapi juga tentang bagaimana penonton merespons situasi atau cerita yang sangat dekat dengan kehidupan mereka.
"Ada kedekatan psikologis, sehingga emosi penonton bisa terlibat secara langsung. Film horor memberikan sensasi yang berbeda, yang sulit ditemukan di genre lain," ujar dia.
Baca Juga: Bermain di Film Horor Bertajuk Tebusan Dosa, Happy Salma Mengaku Sempat Merasa Dihantui
Deddy memprediksi bahwa tren film horor di Indonesia masih akan terus eksis dan berkembang dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang. Apalagi dengan perkembangan cerita dan teknologi yang ada.
Horor pun bisa dikaitkan dengan berbagai isu, mulai dari masalah lingkungan hingga kritik sosial atau politik. Genre ini disebut sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan isu-isu yang sedang berkembang.
"Kalau perkiraan saya dalam 5-10 tahun ini masih akan terus ini, karena trennya tetap," tandasnya.
Belum lagi ditambah dengan kemunculan berbagai platform streaming yang semakin memperluas jangkauan film-film horor. Ini membuka peluang lebih besar bagi produksi film horor di Indonesia untuk terus berkembang dan merambah pasar internasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas