SuaraJogja.id - Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Bugner Pasaribu menyebut para pelaku jual beli bayi sudah beraksi belasan kali. Satu bayi bisa dibeli mulai Rp20-40 juta bahkan lebih.
Disampaikan Wilson, saat ini pihaknya baru berhasil mengamankan satu bayi dari aksi tersebut. Ia memastikan penyelidikan lebih lanjut masih akan dilakukan terkait kasus tersebut.
"Ini masih dilakukan pengembangan. Saat ini kita ungkap satu tetapi berdasarkan hasil penyelidikan kita, ini sudah belasan kali, dan kami akan ikuti, untuk kegiatan siapa yang menampung dan menjual," kata Wilson ditemui Mapolda DIY, Senin (25/11/2024).
Berdasarkan pengakuan para tersangka, Wilson bilang aksi jual beli bayi ini sudah dilakukan sejak setahun lebih. Penelusuran masih akan dilakukan untuk mengungkap lebih dalam praktik itu.
Baca Juga: Jual Beli Anak di Kulon Progo Terbongkar, Orang Tua Bayi Tak Ditahan, Ini Penjelasannya
"Sudah setahun lebih. Ini sudah setahun lebih, tapi, masih kita kembangkan perkara ini lebih intensif mengingat, posisi di mana, bayi-bayi tersebut dijual kepada siapa. Ini masih dalam pengembangan kita," ujar dia.
Wilson mengungkapkan tersangka menjual bayi yang ada dengan harga yang bervariatif. Tergantung dengan jenis kelamin bayi-bayi tersebut.
"Bermacam-macam [harga]. Kalau laki-laki, lebih rata-rata Rp20-40 juta, belum lagi yang blasteran, belum lagi yang wanita. Kalau wanita lebih mahal. Itu menurut pengakuan para saksi," ungkapnya.
Praktik jual beli bayi itu tidak hanya dilakukan di Jogja saja, melainkan di berbagai daerah. Ada di Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Timur hingga Manado.
Tak hanya jual beli bayi tersebut, kata Wilson, para tersangka turut memalsukan dokumen termasuk akta lahir. Empat tersangka diamankan terkait dengan kasus tersebut yakni yaitu laki-laki berinisial AA (41) dan A (39) serta dua perempuan MM (52) dan MNR (20).
Baca Juga: Bayi Dijual Rp25 Juta, Polisi Ringkus 4 Tersangka Jual Beli Anak di Kulon Progo
Saat ini satu bayi yang berhasil diamankan tengah dirawat di RSUD Wates untuk memantau kondisi bayi. Termasuk dengan pengawasan dari Dinas Sosial Kulon Progo.
Berita Terkait
-
Pekerja Indonesia Disarankan Tak ke Myanmar, Kamboja dan Thailand: Rawan TPPO!
-
5 Cara Mencegah Bayi Dicium Orang Lain saat Kumpul Lebaran, Waspada Bahayanya
-
Ortunya Tega Banget, Bayi Ditemukan jadi Mayat di Tumpukan Sampah Kawasan Tanah Abang
-
Geger! Jasad Bayi Ditemukan di Tumpukan Sampah Tanah Abang, Terbungkus Handuk Pink!
-
Bayi Baru Lahir Wajib Zakat Fitrah? Ini Hukum dan Cara Hitungnya
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada