SuaraJogja.id - Dokter spesialis anak Siska Mayasari Lubis menyebutkan orang tua perlu mencontohkan pola makan dan perilaku hidup sehat guna mencegah anak mengonsumsi gula berlebih, yang dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan jangka pendek dan panjang.
Dalam siaran di Jakarta, Selasa, Siska menyebutkan terdapat sejumlah hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak tidak menjadi pecandu gula, misalnya dengan membatasi cemilan manis di rumah, mendorong makan bersama guna mengontrol asupan nutrisi, memberi contoh dengan tidak mengonsumsi gula berlebihan, serta menekankan pola hidup sehat.
"Pola hidup sehat tidak cukup hanya untuk mengurangi gula atau membatasi kalori. Tapi yang perlu ditekankan lagi adalah edukasi untuk aktivitas fisik. Berdasarkan rekomendasi dari CDC, untuk usia 3-5 tahun, anak diharapkan harus aktif secara fisik sepanjang hari, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan," kata Siska.
Dia berharap orang tua dapat mendorong anaknya aktif saat bermain, misalnya dengan melompat atau mengendarai sepeda roda tiga. Lalu masuk di usia 6-17 tahun, katanya, aktivitas fisik yang diharapkan adalah aktivitas dengan intensitas sedang hingga berat selama 60 menit atau lebih setiap hari, termasuk aktivitas aerobik.
Dia pun menyarankan untuk membatasi asupan gula, maksimal di bawah 10 persen dari total asupan energi.
Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan sejumlah bahaya jangka pendek dan panjang akibat konsumsi gula berlebih pada anak, mulai dari lonjakan energi, gangguan psikologis, hingga diabetes.
Konsumsi gula berlebih dapat mengakibatkan diabetes pada anak dan dewasa, kata dia, karena menyebabkan penurunan resistensi insulin. Menurutnya, hal itu dapat menjadi awal dari sejumlah penyakit-penyakit kronis lainnya, seperti sindrom metabolisme, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, penyakit liver, dan penyakit ginjal.
"Kemudian penyakit gastrointestinal, kemudian ada gangguan neurologis, kemudian ini dihubungkan dengan masalah psikologis dan masalah pada tulangnya atau orthopedic problem," ucapnya.
Dalam jangka pendek, kata dokter itu, masalah yang muncul seperti lonjakan energi, penurunan fokus, serta kerusakan pada gigi.
Baca Juga: Psikiater: Anak yang Orang Tuanya Terlibat Judi Membutuhkan Dukungan
Dia melanjutkan,dalam jangka panjang konsumsi gula berlebih dapat mengganggu kemampuan otak anak, serta memicu perubahan neurokimia. Jalur untuk otak menjadi kurang sensitif, katanya, sehingga menimbulkan perilaku adiktif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Menko Airlangga: Tidak Ada Negara yang Bisa Tumbuh Konsisten di 5 Persen
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
Terkini
-
Damkar Jogja Minta Maaf Gagal Temukan Kunci di Selokan: Sudah Keluarkan Ilmu Debus!
-
Waspada Macet Total! Ring Road Utara Jogja Bakal Ditutup Malam Hari, Ini Skenario Pengalihan Arusnya
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!