SuaraJogja.id - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta mengembangkan "wood pellet" atau pelet dari serbuk kayu yang dipadatkan menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
"Wood pellet ini akan lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon," kata Ketua Tim Peneliti Wood Pellet dari UPN Veteran Yogyakarta Prof Mohammad Nurcholis dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Nurcholis, pengembangan wood pellet berkolaborasi dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), bertujuan mendukung pengembangan energi ramah lingkungan sekaligus mempercepat transisi bauran energi di Indonesia.
Pada tahap awal produksinya, kata dia, wood pellet memanfaatkan ranting dan cabang kayu pohon dari lahan kelolaan PTBA.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Pabrik Pengolahan Kayu Putih Gunungkidul, 8 Jam Belum Padam
Namun demikian, UPN Veteran Yogyakarta bersama PTBA saat ini tengah mengembangkan budidaya pohon Kaliandra merah sebagai bahan utama wood pellet.
"Kami sudah mulai menanam Kaliandra merah di lahan PTBA sejak awal tahun 2024 yang siap panen dua tahun kemudian, jadi setelah dua tahun kami bisa memproses wood pellet dari Kaliandra merah yakni tanaman hutan yang dapat tumbuh di lahan marginal," katanya.
Pemanfaatan Kaliandra merah sebagai bahan baku wood pellet tersebut, lanjut Nurcholis, dapat menjadi solusi reklamasi lahan pasca-tambang untuk kebun energi.
Selain itu, komposisi wood pellet dalam proses cofiring akan ditingkatkan secara bertahap.
Menurut dia, PTBA akan mencampurkan wood pellet ini dengan batu bara (cofiring) dalam PLTU sehingga menjalin kerja sama penelitian dengan UPN Veteran Yogyakarta untuk menciptakan ekosistemnya dari hulu ke hilir.
Baca Juga: Hanya dengan Kulit Mangga, Empat Mahasiswa UGM Ciptakan Larva Alami Pembunuh DBD
"Mulai dari penanaman Kaliandra merah sampai menjadi wood pellet yang kemudian dicampurkan dengan batu bara atau 'cofiring'," ujarnya.
Sebagai salah satu bentuk energi biomassa, wood pellet tersebut digunakan untuk bahan bakar campuran batu bara di PLTU milik PTBA.
Perusahaan BUMN tersebut, juga telah meresmikan pabrik percontohan (pilot plant) yang memproduksi wood pellet di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pada Kamis (24/10/2024) lalu. Saat ini kapasitas produksi wood pellet yang mampu dihasilkan dari pilot plant sebanyak 200 kilogram (kg) per jam.
Dirut PTBA Arsal Ismail menyebutkan, pihaknya berkomitmen mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan pemerintah, salah satunya melaui wood pellet.
"Kami memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. PTBA terus bertransformasi untuk mencapai visi tersebut dalam upaya menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri," kata Arsal Ismail.
Berita Terkait
-
Tips Merawat Pakaian Berbahan Dasar Ramah Lingkungan
-
Tak Kalah Kuat dari Plastik Biasa, Inovasi Kemasan UGM Ini 2 Kali Lebih Ramah Lingkungan
-
Mahasiswa UPN Yogyakarta Dilaporkan Hilang, Panji Pastikan Tak Ada Indikasi Bermasalah di Kampus
-
24 Jam Berjibaku, Tim Damkar Jinakkan Kebakaran Gudang Limbah Kayu Putih di Gunungkidul
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh