Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 15 Desember 2024 | 13:29 WIB
Antonius Harya Febru Widodo, Kader Gerindra Masa Depan Angkatan 15, Magister Ilmu Filsafat UGM Yogyakarta

Perubahan Datang

Setelah malam itu, hewan-hewan sepakat untuk menyuarakan perubahan. Mereka bekerja bersama mendesak Dewan Hutan untuk mengadopsi sistem pemilu tertutup. Butuh waktu, tetapi akhirnya hutan kembali menggunakan sistem baru yang lebih sederhana dan efektif.

Kini, partai-partai hutan lebih aktif terjun ke masyarakat, mendengar keluhan, dan membantu hewan-hewan kecil yang membutuhkan. Hewan-hewan merasa lebih terwakili, dan sikap golput pun berkurang drastis. Sistem pemilu tertutup berbasis partai dapat menciptakan kedekatan antara partai dan rakyat. Partai yang bertanggung jawab akan bekerja lebih dekat dengan konstituen, membantu pemerintah, dan memastikan setiap suara memiliki arti yang nyata.

Jalan Menuju Demokrasi yang Lebih Berorientasi pada Rakyat

Baca Juga: Warga DIY Tentukan Pilihan Berdasarkan Falsafah Jawa, Peneliti Tawarkan Konsep Demokrasi Kebudayaan di Pemilu 2029

Ketika membahas reformasi pemilu, Burung Hantu—simbol bijaksana dalam narasi kita—mengangkat poin penting: sistem pemilu tertutup berbasis partai bukan hanya soal menyederhanakan proses pemilihan, tetapi juga menciptakan politik yang lebih bertanggung jawab dan representatif.

Sistem pemilu terbuka menghadirkan sejumlah tantangan yang signifikan, terutama terkait dengan kompleksitas kertas suara dan panjangnya daftar kandidat yang tersedia. Dalam pemilu terbuka, pemilih tidak hanya diharuskan memilih partai, tetapi juga menentukan kandidat tertentu dari partai tersebut. Hal ini sering kali membingungkan, terutama bagi pemilih yang tidak memiliki informasi memadai tentang kandidat.

Situasi ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang optimal, di mana pemilih cenderung memilih berdasarkan popularitas kandidat atau urutan nama dalam daftar, bukan berdasarkan kualitas atau kapabilitas sebenarnya.

Berbagai penelitian mendukung gagasan bahwa sistem yang lebih sederhana, seperti sistem pemilu tertutup, dapat meningkatkan partisipasi pemilih dan kepercayaan terhadap proses pemilu secara keseluruhan. Dalam sistem tertutup, pemilih hanya perlu memilih partai yang menurut mereka merepresentasikan visi dan nilai mereka, sementara partai tersebut bertanggung jawab menentukan kandidat yang akan mewakili mereka di legislatif. sistem tertutup memungkinkan pemilih untuk lebih fokus pada kualitas partai secara keseluruhan.

Hal ini dapat mendorong partai untuk lebih bertanggung jawab dalam menyeleksi kandidat yang kompeten dan sesuai dengan platform politik mereka. Dengan demikian, sistem tertutup tidak hanya menyederhanakan proses bagi pemilih, tetapi juga dapat meningkatkan akuntabilitas partai politik dalam memastikan representasi yang efektif dan kredibel.

Baca Juga: Survei Kajian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2024 Soroti Partisipasi Generasi Z di DIY

Menguatkan Hubungan Partai dan Pemilih

Load More