Sistem pemilu tertutup, meskipun seringkali dikritik karena mengurangi pilihan langsung pemilih terhadap kandidat, memiliki sejumlah keunggulan dalam mendorong partai politik untuk lebih bertanggung jawab dan relevan di mata masyarakat. Dalam sistem ini, partai memegang kendali penuh atas daftar calon yang diajukan, sehingga menciptakan mekanisme internal yang menuntut akuntabilitas kolektif partai terhadap kinerja para wakilnya di legislatif.
Berbeda dengan sistem terbuka di mana fokus sering kali terpecah pada popularitas individu kandidat, sistem tertutup memaksa partai untuk bekerja lebih dekat dengan masyarakat secara keseluruhan. Sistem pemilu tertutup memberikan insentif kepada partai untuk mendengarkan kebutuhan masyarakat dan merumuskan solusi yang relevan. Partai tidak hanya muncul saat menjelang kampanye, melainkan terlibat secara strategis dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat sepanjang waktu. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih berkesinambungan antara partai dan konstituennya, menjadikan partai sebagai mitra strategis yang aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Dalam sistem tertutup, proses seleksi kandidat menjadi tanggung jawab eksklusif partai.
Mekanisme pemilu tertutup mendorong partai untuk lebih selektif dalam memilih individu yang akan dicalonkan. Hanya kandidat yang memiliki kualitas terbaik, pengalaman relevan, dan kesesuaian dengan visi serta misi partai yang dapat lolos seleksi. Proses ini bukan hanya soal memastikan kompetensi, tetapi juga soal menjaga kohesi ideologis di dalam partai.
Dengan demikian, para legislator yang terpilih cenderung memiliki kompetensi yang lebih teruji dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan.
Kualitas kandidat yang lebih terjamin melalui seleksi partai tidak hanya berdampak pada kinerja legislatif, tetapi juga meningkatkan persepsi positif masyarakat terhadap partai politik itu sendiri.
Ketika masyarakat melihat bahwa partai konsisten dalam mengajukan wakil yang kompeten dan bertanggung jawab, kepercayaan terhadap institusi politik dan proses demokrasi secara keseluruhan juga meningkat. Dengan demikian, sistem tertutup berpotensi menciptakan ekosistem politik yang lebih stabil dan terpercaya.
Secara keseluruhan, sistem tertutup menciptakan mekanisme yang mendorong partai untuk proaktif dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kualitas representasi politik. Tantangan terbesar adalah memastikan partai tetap transparan dan akuntabel dalam proses internalnya, sehingga keunggulan sistem ini dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.
Mengurangi Kerumitan dan Meningkatkan Stabilitas
Kompleksitas teknis sering kali menjadi tantangan utama dalam pemilihan dengan sistem terbuka. Dalam sistem terbuka, pemilih dihadapkan pada berbagai pilihan kandidat tanpa batasan yang jelas, sehingga proses penghitungan suara menjadi lebih rumit. Kesalahan teknis seperti salah hitung atau perbedaan interpretasi dalam pengelompokan suara lebih mungkin terjadi, yang dapat mengurangi kredibilitas proses pemilu secara keseluruhan (Shin, 2018). Sebaliknya, sistem tertutup menawarkan struktur yang lebih sederhana, di mana pemilih hanya memilih partai atau blok tertentu. Hal ini tidak hanya mengurangi potensi kesalahan teknis tetapi juga menciptakan pengalaman pemungutan suara yang lebih terorganisir dan efisien bagi pemilih.
Baca Juga: Survei Kajian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2024 Soroti Partisipasi Generasi Z di DIY
Selain aspek teknis, stabilitas politik menjadi salah satu keunggulan utama sistem tertutup. Dalam sistem ini, partai politik memiliki peran sentral dalam menentukan kandidat dan agenda yang mereka usung. Hal ini mendorong partai untuk lebih fokus pada pemenuhan harapan konstituen, karena mereka secara langsung bertanggung jawab atas kinerja kolektif tim mereka.
Berita Terkait
-
Teror terhadap Media: Alarm Keras bagi Kebebasan Pers di Indonesia
-
Represi Aparat dan Hilangnya Ruang Demokrasi: Akankah Sejarah Berulang?
-
Demokrasi Tanpa Kebebasan Pers: Mungkinkah?
-
RUU TNI Disahkan, Masyarakat Sipil Bisa Apa?
-
Perdana Menteri Kanada Mark Carney Serukan Pemilu Dini untuk Lawan Ancaman Trump Caplok Negaranya
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green