SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebut bahwa monyet ekor panjang telah menyerang lahan tanaman pangan yang ada di empat kecamatan daerah ini.
"Kalau sampai sekarang untuk hama tanaman aman aman saja, hanya saja di musim ini monyet ekor panjang telah menyerang di empat kecamatan, yaitu Dlingo, Imogiri, Pundong dan Piyungan," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, di Bantul, Minggu.
Pihaknya tidak mengetahui pasti serangan monyet ekor panjang tersebut disebabkan karena apa, namun lahan yang diserang adalah tanaman jenis palawija seperti tanaman jagung, tanaman kacang, dan tanaman buah-buahan.
"Mungkin karena lapar, karena kan kemarin itu ada kemarau panjang, tapi yang diserang tanaman palawija seperti kacang, jagung dan buah buahan, banyak petani di empat kecamatan yang mengeluhkan serangan monyet ekor panjang," katanya lagi.
Baca Juga: Aksi Licik Komplotan Penipu, Gasak Rp2 Miliar Dolar dengan Modus Pinjaman
Dia mengatakan, sebagai solusi mengatasi persoalan monyet ekor panjang tersebut, pihaknya sudah beberapa kali melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak dan stakeholder terkait, akan tetapi belum ada jalan keluar yang paling baik.
"Kami sudah melaksanakan komunikasi dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) maupun lembaga-lembaga, tapi belum ada kesimpulan penanganan monyet ekor panjang yang praktis," katanya pula.
Lebih lanjut, dia mengatakan, serangan monyet ekor panjang tersebut dikarenakan di sekitar lahan tanaman pangan empat kecamatan itu menjadi tempat bernaung hewan itu, yang pada musim kemarau panjang lalu, kesulitan mencari makanan, sehingga menyerang lahan petani.
"Bukan bicara hektare, tapi wilayah itu ada beberapa blok tempat bernaung monyet ekor panjang, seperti dekat Gua Cerme Imogiri itu banyak, di daerah Mangunan Dlingo ada lima titik, kalau kerugian petani dalam satu kali musim tanam itu bisa ratusan juta," katanya.
Dia juga mengatakan, untuk solusi jangka panjang, pihaknya mempunyai rencana melakukan pemandulan terhadap monyet ekor panjang tersebut, namun langkah tersebut masih perlu mendapat persetujuan.
Baca Juga: Kronologi Penemuan Mayat di Bantul, Dikira Boneka, Ternyata Pria Penuh Luka
"Kita ada solusi salah satunya pemandulan terhadap monyet itu, tapi kita juga perlu legitimasi atau kekuatan hukum terhadap langkah tersebut seperti apa, dari pada kita bergerak salah," katanya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 3 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 untuk Mengatasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp30 Ribuan
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- Semakin Ganas, 3 Winger Persib Bandung di BRI Liga 1 Musim Depan
- Mengenal Sosok Nadya Pasha, Ramai Disebut Istri Indra Bruggman dan Sudah Punya 3 Anak
Pilihan
-
5 Sunscreen SPF 50 Terbaik untuk Kulit Berjerawat, Terasa Ringan Lebih Cepat Meresap
-
Daftar 5 Sunscreen untuk Kulit Berjerawat, Cegah Penuaan Dini Kandungan SPF Teruji
-
Setelah Naik Tinggi Imbas Perang Iran-Israel, Harga Minyak Dunia Akhirnya Stabil
-
Potret Ayah dan Ibu Justin Hubner, Calon Mertua Jennifer Coppen?
-
Daftar 7 Sepatu Lari Brand Lokal Terbaik, Kombinasi Kenyamanan dan Daya Tahan
Terkini
-
Mahasiswa KKN UGM yang Sempat Hilang saat Laka Perahu di Maluku Ditemukan Meninggal Dunia
-
Jalur Afirmasi SPMB DIY 2025 Tercoreng Ombudsman Temukan Data Ganda dan Penyalahgunaan
-
E-Katalog Diduga Jadi Modus Korupsi Pengadaan TIK di Gunungkidul, Polda DIY Bertindak
-
Raup Untung Jutaan Rupiah per Hari, Wisata Foto Adat Jawa di Malioboro Diserbu Wisatawan
-
UGM Segera Fasilitasi Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN yang Meninggal Akibat Laka Laut di Maluku