SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyiapkan strategi mitigasi untuk dampak perubahan iklim di sektor pertanian. Hal itu penting untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan di Bumi Sembada.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan bahwa sektor pertanian sangat berhubungan erat dengan keadaan cuaca dan iklim. Dampak Perubahan Iklim (DPI) terhadap pertanian menyebabkan pergeseran musim, banjir, kekeringan, angin kencang, ledakan jumlah organisme pengganggu tanaman (OPT).
Jika OPT itu tidak diatasi dengan baik maka dapat berdampak pada penurunan produksi bahkan kerugian usaha tani. Bahkan kejadian iklim ekstrim menyebabkan tanaman yang puso bahkan gagal panen semakin luas.
"Pranoto mongso atau ilmu titen yang biasa digunakan petani, harus dikombinasikan dengan data dan teknologi untuk mengatasi DPI," kata Suparmono, Rabu (18/12/2024).
Baca Juga: Petani di Kulon Progo Makin Mudah Akses Pupuk Bersubsidi dengan Kartu Tani BRI
Menurut Suparmono, ilmu titen dan pranata mangsa, relevan jika dalam kondisi normal. Namun saat ini akibat perubahan iklim sering terjadi peristiwa gangguan iklim global seperti El Nino dan La Nina sehingga cuaca atau iklim saat ini sangat sulit diprediksi.
"Dengan adanya teknologi, petani memanfaatkan layanan informasi cuaca dan iklim dengan baik serta mampu beradaptasi dengan situasi cuaca dan iklim kekinian," tandasnya.
Disampaikan Suparmono bahwa petani dapat menyusun rencana tanam. Mulai dari penyesuaian waktu tanam, jenis tanaman yang tepat dan kapan harus ditanam, kapan menunda tanam, kapan harus memanen, pengelolaan air dan berbagai hal yang perlu disiapkan agar tidak mengalami gagal panen.
"Petani perlu mengetahui juga bahwa pemanasan global dan perubahan iklim disebabkan oleh emisi Gas Rumah Kaca (GRK)," tuturnya.
Masyarakat pun, kata Suparmono, bisa turut andil dalam meminimalisir pencemaran emisi dari GRK itu. Mulai dari pengolahan tanah menggunakan bahan organik, pengelolaan air secara baik, pemilihan varietas rendah emisi CH4, serta pemupukan berimbang.
Baca Juga: Jokowi Unggah Poster Hari Tani, Warganet Heboh dengan Sosok Ini
"Penerapan pemupukan berimbang untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan daya adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim," ucapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
-
Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
Terkini
-
Dilema Pegawai Pasca-PHK, Dosen UGM Soroti Minimnya Jaminan Sosial Pekerja Informal
-
Sleman Siapkan Tempat Sampah Raksasa, Bupati: Mampu Tampung Seluruh Sampah DIY
-
Terinspirasi Kisah Nyata! Film Horor 'Dasim' Bongkar Cara Jin Dasim Hancurkan Rumah Tangga
-
Rahasia Dapat Saldo Gratis Rp200 Ribu dari DANA Kaget: Ini Link Aktif untuk Diklaim
-
Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah