SuaraJogja.id - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria mengungkap bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 3 juta talenta digital. Pemerintah pun tengah terus berupaya untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
"Kalau talent digital kita memang kurang ya, kita kan di 2030 butuh sekitar 12 juta talent digital, saat ini saja kita masih kekurangan sekitar 3 juta, hampir 3 juta kita kurang," kata Nezar saat ditemui di UGM, Kamis (19/12/2024).
Kondisi itu membuat rencana mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) yang akan masuk dalam tambahan pembelajaran mulai tahun ajaran 2025/2026 disambut baik. Menurut Nezar, pengenalan coding dan AI sejak dini penting untuk dilakukan.
"Kita dukung, bagi yang ingin belajar coding pastinya gitu, bagian dari literasi digital juga tapi kita memikirkan antisipasi perkembang-perkembangan teknologi Artificial Intelligence ke depannya," kata dia.
Baca Juga: Coding dan AI Masuk Kurikulum, Kementerian Komdigi Siap Perkuat Lewat Literasi Digital
"Bagus juga kalau selain coding pengetahuan fundamental tentang Artificial Intelligence penggunaan generatif AI itu juga dikenalkan ke generasi muda," imbuhnya.
Disampaikan Nezar, generasi muda saat ini sudah terpapar teknologi sejak dini. Namun memang dibutuhkan penyesuaian dari segi usia jika hendak diajarkan secara lebih menyeluruh.
"Mereka [usia dini] kan sudah berinteraksi dengan teknologi digital tentu saja disesuaikan dengan umurnya. Misalnya untuk tingkat pemula pengenalan tentang coding itu bagus saya kira, karena dia merupakan aspek yang fundamental dari kegiatan programing. Jadi kita sesuaikan dengan tingkat usianya dan juga level teknologi yang mau diperkenalkan," ungkapnya.
Pengenalan coding dan AI sejak dini tersebut diproyeksikan bakal dapat memenuhi kebutuhan talenta digital pada Indonesia Emas 2045 mendatang.
"Kalau anak-anak SD kita bicara soal jauh ke depan ya, mungkin sampai ke Indonesia emas di 2045," ujarnya.
Baca Juga: Gibran Usulkan Pembelajaran Coding di SD, Mendikdasmen Sebut Tidak Jadi Mapel Wajib
Selain melalui mata pelajaran coding dan AI, kata Nezar, pemenuhan kebutuhan talenta digital dilakukan pula dengan kolaborasi berbagai pihak. Termasuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi besar yang ada di Indonesia.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
LG AI DD 2.0: Teknologi Deep Learning Bikin Mesin Cuci Lebih Pintar dan Baju Lebih Awet
-
BI Soroti Dampak AI yang Masuk Produk Jasa Keuangan
-
Belajar Jadi Seru: 7 Cara Pilih Aplikasi AI yang Cocok untuk Anak
-
LG Home with ThinQ ON, Hub Rumah Pintar yang Bisa "Merasa" dan Memahami Anda
-
Chatbot vs Agen AI: Kenali Perbedaannya sebelum Memilih
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
-
BREAKING NEWS! PSIS Semarang Depak Gilbert Agius, Ini Penyebabnya
-
11 Rekomendasi HP 5G Murah Harga di Bawah Rp 4 Juta Terbaru dan Terbaik April 2025
-
Kafe Bertebaran, Angkringan Bertahan: Kisah Ketahanan Budaya di Jogja
Terkini
-
Polda Selidiki Kasus Tanah Mbah Tupon, BPN DIY Blokir Sertifikat IF
-
Sengketa Tanah Mbah Tupon Viral, Polda DIY Periksa Tiga Saksi
-
Niat Nyolong di Sleman, Pria Ini Malah Kena Batunya, Warga Gercep Amankan Pelaku
-
Link DANA Kaget Hari Ini, Bisa untuk Berbelanja Online di Akhir Bulan
-
Lansia di Sleman Membludak, Pemkab Resmikan Sekolah Khusus agar Tetap Produktif