SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut 11 sapi milik peternak daerah ini dilaporkan mati akibat terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Ternak yang mati karena PMK ada sebelas sapi, kemudian yang sakit dan sekarang ditangani oleh teman-teman dari petugas kesehatan hewan ada 94 sapi," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo saat dikonfirmasi di Bantul, Jumat.
Dia mengatakan ternak yang mati semuanya jenis sapi Si Metal, sedangkan sebaran serangan PMK terhadap ternak yang muncul sejak beberapa waktu lalu tersebut, di beberapa wilayah Bantul, terutama daerah selatan.
"Sebarannya terutama di daerah selatan yang agak banyak, seperti di wilayah Kecamatan Kretek, Bambanglipuro, Pundong, namun hampir merata. Tetapi semoga saja tidak menjalar ke mana-mana," katanya.
Baca Juga: Tak Ingin Kecolongan, Pemkab Kulon Progo Terbitkan Surat Edaran Antisipasi Penyebaran PMK
Sebagai langkah penanganan kemunculan penyakit PMK hingga menyebabkan kematian ternak tersebut, DKPP menggencarkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) terkait PMK agar peternak selalu menjaga kebersihan kandang.
Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah mengeluarkan surat edaran tentang kesiapsiagaan terhadap peningkatan kasus penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang ditujukan kepada para camat dan lurah se-Kabupaten Bantul.
"Kita melaksanakan KIE, juga sudah buat surat edaran kepada camat, lurah agar disampaikan ke warga masyarakat terutama peternak, tapi masyarakat jangan takut itu bukan zoonosis, tapi ada langkah langkah pertama desinfektan, kemudian jaga kebersihan kandang, dan pakan yang baik," katanya.
Pihaknya berharap, para peternak sapi ketika membeli ternak baru jangan langsung dicampur dengan ternak lama yang kondisinya sehat, melainkan dikarantina terlebih dulu untuk memastikan tidak ada potensi penularan apabila sapi itu terkena PMK.
"Seandainya membeli ternak baru, jangan segera dicampur, namun diisolasi dulu, dipisah dengan yang lama sebagai antisipasi tidak terjadi penularan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- Daftar HP Xiaomi yang Akan Terima Update Android 16, Cek Perangkat Anda
Pilihan
-
4 Rekomendasi Sepatu Lari Mills Cocok untuk Long Run, Nyaman sampai Finish
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China, Patrick Kluivert Coret 7 Pemain
-
12 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan, Bodi Stylish Sparepart Gampang Dicari
-
Ada Bekas Juara Liga Champions, Ini Daftar Klub Elit Eropa yang Incar Jay Idzes
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juni 2025, Multitasking Lancar
Terkini
-
6 Juni 2025 Idul Adha Serentak, MUI DIY Ingatkan Soal Takbir Tertib dan Solidaritas Sosial
-
TKP ABA Tutup: Pedagang & Jukir Terancam di Menara Kopi? Akses Sulit, Lahan Sempit Jadi Sorotan
-
Dari Ledakan Amunisi hingga Pengamanan Kejaksaan, Pakar UGM Soroti Soal Disiplin dan Pengawasan TNI
-
Satu-satunya Wakil dari Kulon Progo, Raditya Pratama Putra Setyawan Maju Seleksi Paskibraka Nasional
-
Konflik India-Pakistan sempat Memanas, AirNav Pastikan Tak Ada Pengaruh di Langit Indonesia