Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 05 Januari 2025 | 13:02 WIB
Gunung Merapi di perbatan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi guguran awan panas. [ANTARA/HO - Badan Geologi]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 27 Desember 2024 - 2 Januari 2025. Total ada 78 kali luncuran lava ke berbagai arah dengan jarak terjauh 1,9 kilometer.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 62 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 1.900 meter, 10 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimal 1.800 meter dan 6 kali ke arah barat [hulu Kali Sat/Putih] sejauh maksimal 1.500 meter," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/1/2025).

BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5 dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas guguran lava.

Baca Juga: Kasus Penyakit PMK Kembali Ditemukan di DIY, Terdeteksi Ada 600 Kasus yang Tersebar di Tiga Kabupaten

Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.315.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.361.800 meter kubik.

Sejumlah kegempaan masih tercatat dalam sepekan terakhir, didominasi gempa guguran yang mencapai 1.055 kali. Disusul gempa fase banyak 259 kali, 92 kali gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik 11 kali serta 1 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," tuturnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,2 cm per hari. Relatif sama dibandingkan minggu lalu.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," tandasnya.

Baca Juga: Viral Wisatawan di Jogja Kecele saat Libur Nataru, Pesan Hotel Malah Jadi Kos-kosan

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

Load More