SuaraJogja.id - Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengakibatkan pasar hewan di Kabupaten Gunungkidul sepi pengunjung. Lurah Pasar Siyonoharjo, Isnaningsih, menyebutkan bahwa jumlah sapi yang masuk ke pasar mengalami penurunan drastis hingga 90 persen, dibandingkan dengan kapasitas normal yang mencapai 500 ekor.
"Pasaran kemarin masih sekitar 60 persen, tetapi hari ini hanya 99 ekor yang masuk. Penyebaran PMK ini menjadi kekhawatiran para pedagang sehingga mereka lebih memilih menjual atau membeli hewan lokal saja," ungkap Isnaningsih.
Sebagai langkah antisipasi, pihak pasar bersama Dinas Perdagangan telah melakukan penyemprotan disinfektan dua kali seminggu, sebelum dan sesudah hari pasaran, untuk mensterilkan area pasar. Namun, upaya penanganan kesehatan hewan, termasuk vaksinasi, sepenuhnya diserahkan kepada Dinas Peternakan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan untuk penanganan lebih lanjut. Jika diperlukan, vaksinasi akan dilakukan oleh mereka. Dari Dinas Perdagangan, kami hanya mendukung sterilisasi pasar," tambah Isnaningsih.
Penurunan Drastis dan Potensi Penutupan Pasar
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menjelaskan bahwa dalam sepekan terakhir, pihaknya memantau adanya penurunan jumlah hewan ternak yang diperjualbelikan di Pasar Siyonoharjo. Dari data yang ada, pekan lalu penurunan mencapai 60%, dan saat ini sudah menyentuh angka 90%.
"Situasi ini akan kami laporkan kepada pimpinan dan menjadi bahan dalam rapat koordinasi lintas sektoral terkait penanganan PMK," ujar Kelik.
Meski belum ada keputusan final, Kelik mengakui bahwa penutupan pasar hewan menjadi salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan, terutama jika penanganan PMK di tingkat peternak belum menunjukkan hasil signifikan. Kebijakan penutupan nantinya akan diputuskan setelah koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
"Jika kondisi terus memburuk, penutupan pasar hewan sangat mungkin dilakukan, demi mencegah penyebaran PMK lebih lanjut," tegasnya.
Tidak hanya berdampak pada jumlah ternak yang diperdagangkan, tetapi juga mengurangi aktivitas ekonomi di pasar hewan. banyak pedagang memilih berhati-hati dengan tidak membeli ternak dari luar daerah untuk menghindari risiko penularan.
Percepatan Pengendalian PMK
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul saat ini terus melakukan upaya percepatan dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Berbagai langkah strategis diterapkan guna meminimalisir penyebaran penyakit serta dampak kerugian yang dialami oleh para peternak di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti, menyampaikan bahwa berdasarkan data bulan Desember 2024, jumlah total hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 415 ekor, dengan angka kematian sebanyak 41 ekor sapi. Petugas DPKH yang ada di setiap Kapanewon terus melakukan pemantauan intensif.
"Kami juga mencatat laporan yang masuk agar penanganan kasus ini cepat teratasi,” ujar Wibawanti, Selasa (7/1/2025).
Berita Terkait
-
Kasus PMK Kembali Melonjak, Pakar UGM Desak Vaksinasi Menyeluruh
-
Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Terkendala Anggaran, DPRD Desak Penambahan di APBD Perubahan
-
Ratusan Sapi di Gunungkidul Terjangkit PMK, DPRD Desak Status KLB
-
Investasi Gunungkidul Tumbuh Pesat, Sektor Pariwisata dan Perdagangan jadi Primadona
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Parkir Belum Siap, Atap masih Bocor, DPRD Sleman Minta Jadwal Boyongan Pedagang Mundur
-
Polisi Usut Insiden Kentongan Maut yang Tewaskan Bocah di Kulon Progo: Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Jelang PSIM vs Dewa United: Van Gastel Soroti Dua Masalah Krusial dan Waspadai Ketangguhan Tim Tamu
-
Aman & Tertib? Polda DIY Klaim 18 Unjuk Rasa di Oktober Berjalan Lancar, Ini Faktanya
-
Dari Wayang hingga Seni Kontemporer: Biennale Jogja 2025 Siap Gebrak Yogyakarta