SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot)Yogyakarta segera kembali melakukan vaksinasi ternak sapi. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti mengatakan sampai kini tidak ada temuan kasus PMK pada sapi, kambing dan domba di Kota Yogyakarta. Namun demikian kewaspadaan tetap perlu dilakukan mengingat kasus PMK meningkat di kabupaten sekitar sampai ternak meninggal.
"Rencana vaksinasi PMK akan dilaksanakan pada 30-31 Januari 2025. Ini [vaksinasi] untuk sapi yang vaksin pertamanya di bulan Agustus [2024]," kata Panggarti, Minggu (26/1/2025)
Disampaikan Panggarti, Kota Yogyakarta mendapatkan vaksin PMK sebanyak 50 dosis dari pemerintah pusat. Jumlah dosis itu akan diberikan kepada 50 ekor sapi.
Nantinya vaksinasi PMK akan dilakukan medik veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta dengan mendatangi kandang sapi para peternak. Ternak sapi, kambing dan domba yang divaksinasi PMK syaratnya usia minimal 3 bulan, dalam kondisi sehat dan tidak bunting.
Rencana kegiatan vaksinasi PMK itu sudah diinformasikan kepada para peternak saat pemantauan serta komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ke kandang peternak.
"Besok 30 Januari kita skrining, bisa jadi juga ada yg baru vaksin pertama, seandainya di kandang tersebut ada sapi baru yg belum pernah divaksin," tuturnya.
Panggarti menyatakan saat ini di Kota Yogyakarta ada sekitar 125 ekor sapi serta sekitar 450 ekor kambing dan domba. Jumlah dosis vaksin itu belum menyasar keseluruhan ternak itu.
Sehingga kekurangannya akan disesuaikan jadwal vaksinasi yang dilakukan Februari. Sementara itu selama 2024 juga dilakukan vaksinasi PMK pada 190 ekor ternak.
"Jeda vaksin pertama kedua, enam bulan. Setelah itu setiap tahun divaksin PMK. Untuk kambing domba yang memang stok untuk dipotong dalam waktu dekat tidak divaksin. Vaksinasi pada kambing domba untuk budi daya dan stok kebutuhan Iduladha," terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi menegaskan untuk mencegah penularan PMK dilakukan pemantauan ternak, KIE kepada peternak mandiri maupun kelompok ternak.
Termasuk memberikan desinfektan kepada peternak. Selain itu meningkatkan kewaspadaan PMK di Rumah Potong Hewan (RPH) Giwangan, pengawasan lalu lintas ternak yang keluar masuk ke Kota Yogyakarta.
"Kami juga melakukan pengawasan pangan segar asal ternak secara rutin minimal enam kali dalam sebulan. Pengawasan lalu lintas hewan dilaksanakan dengan pemeriksaan hewan yang masuk dan keluar Kota Yogyakarta," ujar Sukidi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Dapatkan AC LG Terbaru di Promo 12.12 Harbolnas 2025
-
UII Siap Gratiskan Kuliah Mahasiswa Korban Bencana Sumatera, 54 Sudah Lapor Terdampak
-
Judol Bikin Nekat! Maling di Sleman Satroni 3 TKP dalam Satu Malam
-
Mau Liburan ke Bangkok? Ini Rekomendasi Maskapai yang Bisa Anda Gunakan!
-
Bersama dengan Penerima Manfaat di Bandung, BRI Jalankan Program Menanam Grow & Green