SuaraJogja.id - Pasar hewan terbesar di Gunungkidul, Siyonoharjo, Kapanewon Playen, masih sepi dari aktivitas jual beli hewan ternak, terutama sapi, meskipun pemerintah daerah tidak menutup operasionalnya. Hal ini terjadi akibat dampak merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak Desember 2024.
Menurut Lurah Pasar Siyonoharjo, Isnaningsih, jumlah hewan yang diperdagangkan di pasar ini turun drastis hingga hanya mencapai 10 persen dari rata-rata kondisi normal. Dia tidak tahu sampai kapan kondisi seperti ini bakal berlangsung.
"Pasar tetap buka setiap Wage, tetapi jumlah sapi yang masuk jauh lebih sedikit. Rabu kemarin saja hanya ada 68 ekor sapi, sementara Wage sebelumnya 71 ekor," ungkap Isnaningsih, Kamis (23/1/2025).
Dia menduga para penjual dan pembeli khawatir dengan merebaknya PMK tersebut. Para pembeli khawatir hewan yang mereka beli sudah terpapar PMK sementara para penjual khawatir hewan mereka yang sebelumnya sehat turut tertular jika dibawa ke pasar.
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mempercepat upaya vaksinasi hewan ternak. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendistribusikan 3.000 dosis vaksin tahap pertama ke seluruh Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) pada Januari ini.
Namun, Wibawanti mengakui masih adanya kendala di lapangan, termasuk penolakan dari sejumlah peternak. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, Pemkab tengah merancang Peraturan Bupati (Raperbup) yang mengatur pemberian kompensasi dan bantuan bagi peternak yang mengalami kerugian akibat PMK.
"Contohnya di Semanu, dari 48 dosis vaksin, hanya 27 yang terpakai karena peternak menolak atau sedang tidak ada di tempat. Kami siapkan Raperbup. Dalam Raperbup ini, hewan ternak yang mati setelah divaksin akan digaransi oleh pemerintah," tambahnya.
Selain vaksinasi, pemerintah juga mengajukan tambahan 20.000 dosis vaksin dari APBD Gunungkidul dan BAZNAS. Program vaksinasi ini direncanakan berlangsung hingga 10 tahun ke depan, baik melalui program gratis maupun berbayar.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Gunungkidul, Agung Nugroho, turut mendukung langkah pemerintah dengan menggelar sosialisasi ke-18 Kapanewon. Pihaknya mengedukasi peternak untuk lebih menjaga kebersihan kandang dan menjalin hubungan lebih erat dengan hewan ternaknya.
"Kami berharap dengan langkah-langkah strategis ini, wabah PMK dapat diminimalkan, sehingga pasar hewan kembali bergeliat dan kesejahteraan peternak terjamin," tutur dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri
-
Pemilik Resto Diperiksa, Fakta Baru di Balik Tewasnya Bocah Tertimpa Kentongan di Kulon Progo