SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengupayakan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto di Kapanewon Turi dapat beroperasi pada Juni 2025, sehingga dapat mengurai persoalan sampah di wilayah itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Epiphana Kristiyani di Sleman, Senin, mengatakan pengadaan peralatan pengolahan sampah di TPST Donokerto baru dilaksanakan pada awal 2025 ini.
"Pengadaan peralatan e-Katalog sudah dilaksanakan, sudah menunggu tanda tangan kontrak," kata Epiphana Kristiyani.
Ia mengatakan saat ini DLH sedang merancang pengelolaan sampah dan lalu lintas sampah supaya tidak menimbulkan bau atau polusi udara.
"Saat ini masih dibahas dengan lintas pemangku kepentingan. Kami berharap TPST Donokerto dapat mengatasi soal sampah di Sleman," katanya.
Epiphana Kristiyani mengatakan TPST Donokerto diproyeksikan mengolah sampah 60 ton per hari. "Nanti kami akan memasang reaktor pengendali bau," katanya.
Sebelumnya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sleman Raden Haris Martapa mengatakan Pemkab Sleman mengalokasikan anggaran pembangunan TPST Donokerto sebesar Rp9,99 miliar guna melengkapi dua TPST yang telah dimiliki Sleman sebelumnya.
Di Sleman Timur sudah ada TPST Tamanmartani di Kapanewon Kalasan. Sementara di Sleman Barat ada TPST Sendangsari di Kapanewon Minggir.
TPST Donokerto ini diharapkan bisa mengakomodasi Sleman bagian utara
Dia menjelaskan pemerintah daerah berupaya mendirikan TPST di berbagai titik agar transportasi pengolahan sampah dari tiap wilayah tidak terlalu jauh.
"Untuk bagian tengah nanti harapannya ada dua TPST lagi," katanya.
Haris mengatakan pembangunan fisik TPST Donokerto ini memang seluruhnya menggunakan APBD. Namun, untuk mesin dan peralatannya akan dimintakan dana keistimewaan 2025.
"Jadi menunggu alat dan mesin. Kami harap awal tahun depan sudah bisa beroperasi. Peresmian gedungnya akhir tahun, mudah-mudahan lancar," katanya.
Dia mengatakan kapasitas TPST Donokerto ini sejumlah 60 ton. Namun, dia menilai untuk awal pengoperasian bisa jalan setengahnya maka sudah baik. Nantinya produk TPST berupa Refuse Derived Fuel (RDF) ini akan dikirim ke Cilacap.
"Saat awal kapasitasnya 30 ton. Ini sudah sangat bagus," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi