Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 28 Januari 2025 | 17:30 WIB
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan pidato kebangsaan di Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Orientasi pembangunan saat ini mengalami pergeseran menuju skala dunia. Karenanya Indonesia harus mulai memperkuat basis pendidikan bidang kelautan.

"Oleh sebab itu, pendidikan Indonesia setidaknya harus berorientasikan pada tatanan Benua Maritim Indonesia," papar Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam Pidato Kebangsaan di Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

Selain itu, menurut Sultan bangsa perlu memperkuat fungsi pengawasan. Dengan berbagai potensi yang melingkupinya, kemaritiman akan menjadi salah satu solusi kunci, dalam berbagai permasalahan global di masa depan.

Bangsa ini harus menggali, mengkaji serta merevitalisasi semangat Nusantara. Apalagi sejatinya revitalisasi semangat Nusantara tidak lain adalah Wawasan Nusantara Bahari.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Ujicoba Tutup Plengkung Gading, Sri Sultan HB X: Kalau Memungkinkan Dilanjut

"Wawasan ini perlu dibangkitkan kembali, guna mempercepat kebangkitan Indonesia," paparnya.

Sultan menambahkan, dengan letak geografis Indonesia, maka penghuni yang berada di dalam Nusantara harus memiliki Wawasan Nusantara sekaligus Wawasan Bahari. Dalam upaya revitalisasi semangat Nusantara, bangsa ini pun harus memiliki pemahaman tentang geopolitik dan geostrategis.

Tujuannya untuk menggugah wawasan dalam usaha mengeksplorasi jatidiri bangsa, diderivasikan dari Wawasan Nusantara. Selain itu diaktualisasikan dalam konsep Bhinneka Tunggal-Ika dan ditempatkan dalam konteks percaturan global dan pergeseran geopolitik internasional. Sebab faktor geopolitik, amat ditentukan oleh perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi serta transaksi finansial internasional.

Karenanya ada kewajiban nasional untuk memperkuat integrasi bangsa,melalui strategi nasional aktualisasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekalipun satu, tidak boleh dilupakan bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan.

"Pengalaman mengajarkan, bukan semangat kemanunggalan atau ketunggalan [tunggal ika], yang paling potensial untuk bisa melahirkan kesatuan dan persatuan yang kuat, melainkan pengakuan akan adanya keberagaman dan kesediaan untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia," imbuhnya.

Baca Juga: Ribuan Lurah hingga TNI dan Polri Ikuti Kembul Bujana, Sri Sultan HB X Sampaikan Pesan Ini

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More