SuaraJogja.id - Migrasi tenaga kerja ke luar negeri menjadi pilihan banyak individu untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Namun, di balik keuntungan finansial, migrasi ini juga menghadirkan tantangan sosial yang signifikan, seperti renggangnya hubungan keluarga, kurangnya perhatian terhadap anak, serta meningkatnya angka perceraian dan masalah dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Sebagai bentuk komitmen terhadap kelompok marginal, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berinisiatif melakukan penelitian dan pengabdian kepada keluarga purna migran di Resapombo, Doko, Blitar, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Sejalan dengan komitmen inklusivitas UAJY serta mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan, tim dosen UAJY dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Hukum bekerja sama dengan Talithakum Indonesia dan pemerintah Desa Resapombo dalam menjalankan program pemberdayaan keluarga.
Program Keluarga Tangguh dan Ekonomi Tumbuh menjadi solusi dalam memperbaiki relasi keluarga inti yang terdampak migrasi tenaga kerja. Didukung oleh United Board for Christian Higher Education in Asia (United Board) serta Universitas Atma Jaya Yogyakarta, program ini bertujuan untuk memperkuat keharmonisan keluarga purna migran serta meningkatkan perekonomian mereka. Kegiatan ini berlangsung dari Januari 2024 hingga Desember 2025 mendatang.
Baca Juga: 80 Ribu Pekerja Kena PHK, Pemerintah Diminta Evaluasi Kebijakan Impor
Sebagai bagian dari program ini, kegiatan Keluarga Tangguh telah sukses dilaksanakan pada 17-19 Oktober 2024, sementara pelatihan kewirausahaan dan komunikasi pemasaran dalam Program Ekonomi Tumbuh berlangsung pada 23-25 Januari 2025.
Kepala Desa Resapombo, M. Sokeh, menyambut baik inisiatif ini dan memfasilitasi pelaksanaannya. Ia juga tak menampik banyaknya warga yang bekerja di luar negeri perlu banyak diberikan edukasi.
"Banyak warga kami yang bekerja ke luar negeri, meninggalkan berbagai permasalahan keluarga seperti kurangnya perhatian orang tua kepada anak, meningkatnya angka perceraian, serta lemahnya pengelolaan keuangan keluarga," ujarnya dikutip Jumat (7/2/2025).
Program ini dirancang dengan pendekatan komprehensif, mencakup metode live-in di rumah warga, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), serta Appreciative Inquiry.
Ketua Tim Dosen UAJY, Nobertus Ribut Santoso, menegaskan bahwa slogan Keluarga Tangguh, Ekonomi Tumbuh mencerminkan tujuan utama program ini.
Baca Juga: PMI Ilegal ke Luar Negeri Melonjak Tajam, Wamen P2MI Sebut Pekerja Rentan jadi Korban TPPO
"Kami ingin menciptakan keluarga harmonis yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Berita Terkait
-
Rekomendasi Pekerjaan dengan Gaji Tinggi di Tengah Ketimpangan Gaji Minimum Pekerja Wanita Jakarta
-
Layak Dicoba, 6 Program Bantuan Finansial Untuk Perempuan Pendiri Startup di Indonesia
-
Jutaan Pekerja Terancam PHK Massal? Rencana Kemasan Rokok Polos Tuai Kecaman
-
Heboh! Honor Tak Dibayar, Panpel Klub Liga 4 Ini Jual Kursi Stadion
-
Kisah Sugianto: Pekerja Migran Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan!
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Adu Mental! Pemain Korut Teror Psikologis Skuat Timnas Indonesia U-17
-
Rekam Jejak Kim Sang-sik, Junior STY yang Pimpin ASEAN All Stars Lawan Manchester United
-
Jepang Tersingkir! Ini Skenario yang Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara Piala Asia U-17
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
Terkini
-
Parkir ABA Jadi Ruang Terbuka Hijau, Malioboro Bakal Lebih Cantik, Tapi Nasib Pedagang?
-
Duduk Perkara Dugaan Korupsi WiFi Gratis di Sleman, Terendus Ada Mark Up hingga Kecepatan Lambat
-
Mahasiswa Pecinta Alam Terjaring Razia Pendakian Ilegal Merapi, BPBD DIY Angkat Bicara
-
Sepak Terjang Dessy Arfianto, Ketua Asprov PSS DIY yang Ngaku Tangannya Sakit saat Drawing Liga 4
-
BTNGM Tindak Pendaki Ilegal yang Viral, Kirim Surat ke Pihak Kampus di Sukoharjo untuk Diproses