SuaraJogja.id - Kasus keracunan makanan warga sejumlah wilayah di Yogyakarta semakin banyak. Di Tempel, Sleman, hingga Senin (10/2/2025) pukul 13.13 WIB, kasus keracunan makanan warga Krasakan, Lumbungharjo mencapai 160 orang. Belum selesai, kasus serupa juga terjadi pada 36 warga di Sanggrahan, Mlati yang mengalami gejala keracunan usai arisan.
Kepala Dinas Kesehatan (kadinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie yang mengetahui hal tersebut pun angkat suara. Pembajun mendesak adanya sertifikasi katering atau penyedia makanan untuk memastikan standar kebersihan dan sanitasi agar kasus keracunan tidak semakin masif.
"Kami berharap semua ketering untuk kegiatan hajatan itu sebaiknya memang punya sertifikasi layak higienis, sanitasi," ujar Pembajun di Yogyakarta, Senin Siang.
Menurut Pembajun, Dinkes saat ini tengah melakukan evaluasi dan penyelidikan epidemiologi atas kasus keracunan yang terjadi di Yogyakarta. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab keracunan.
Sebab bisa jadi sanitasi dari penyedia makanan tidak memenuhi standar kesehatan. Misalnya saja makanan yang disajikan maksimal dibuat enam jam sebelumnya.
Sarana yang dimiliki pengelola makanan juga harus diperhatikan. Misalnya kendaraan pengangkut makanan tertutup atau dalam kondisi yang baik atau sebaliknya.
Lingkungan pun harus bersih dan sampah harus dipisahkan. Bahan mentah dan makanan jadi itu harus keluar dari pintu yang berbeda dan tidak boleh sama.
Begitu pula Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas menyiapkan makanan. Mereka mestinya memenuhi standar kesehatan dengan mengenakan masker dan sarung tangan. Sebab bisa saja ada petugas yang tengah mengalami sakit saat bekerja.
"[Keracunan makanan bisa terjadi] bisa jadi itu masaknya terlalu pagi, bisa juga sanitasinya mungkin tidak terkontrol, sertifikat layak sanitasinya itu ada atau ndak, kemudian penjamahnya itu bersih atau ndak waktu ngolah makanan," tandasnya.
Baca Juga: Update Keracunan Massal di Lumbungrejo Tempel Sleman, Jumlah Korban 151 dan Opname 27 Orang
Sebelumnya Koordinator bidang operasi kesehatan sekaligus Kepala Puskesmas Tempel, Diana Kusumawati menjelaskan, total korban keracunan makanan di Tempel mencapai 160 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 39 orang harus diopname.
"Sedangkan 14 orang diobservasi dan yang rawat jalan ada 107 orang," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Perlu Diparkir saat Lawan Malaysia
- Pemain Keturunan Rp225 Miliar Tolak Gabung Timnas Indonesia, Publik: Keluarga Lo Bakal Dihujat
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
Pilihan
-
Bos Garuda Blak-blakan Soal Dana Pembelian 50 Pesawat Boeing, Erick Thohir Disebut Setuju
-
Menko Airlangga Kumpulkan Para Pengusaha Usai Tarif Trump 19 Persen
-
Emiten Tekstil Indonesia Berguguran, Asia Pacific Fibers (POLY) Tutup Permanen Pabrik Karawang!
-
Penyerang Keturunan Sudah Tiba dan Disambut Bek Timnas Indonesia, Tunggu Arahan Patrick Kluivert
-
FULL TIME! Timnas Indonesia U-23 ke Semifinal, Malaysia Tersingkir
Terkini
-
Kisah Ibu Okta di Tengah Lonjakan DBD Bantul: Antara Cemas Balita dan Pertanyaan Wolbachia
-
30 Tahun Jogja Pertahankan Gamelan: Lawan Deru Sound Horeg hingga Rawat Akar Budaya
-
Pengguna BRImo Tembus 42,7 Juta, Transaksi Makin Mudah dan Nyaman
-
Geger Jual Beli Seragam SMP di Sleman, Disdik Turun Tangan Usai Dilaporkan ke Ombudsman
-
Cek Kesehatan Gratis di Bantul Diminati, Tapi... Ini Alasan Warga Masih Ragu