SuaraJogja.id - Efisiensi anggaran dilakukan besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto di sektor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pagu alokasi anggaran untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2025 sekitar Rp1,7 triliun.
Alokasi anggaran itu dibagi untuk dua kementerian. Kementerian Pariwisata mendapat bagian sekitar Rp1,4 triliun dan Kementerian Ekonomi Kreatif mendapat jatah sekitar Rp279 miliar.
Kondisi ini tak lantas membuat para pekerja seni dan industri kreatif di Yogyakarta berhenti berkarya. Sebut saja sineas film muda Luhki Herwanayogi, peraih penghargaan Locarno Open Doors-Locarno Film Festival 2021 di Swiss yang mencoba bertahan ditengah minimnya dukungan pemerintah untuk tetap menggarap film terbarunya berjudul 'Our Son'.
"Saya sebenarnya sudah punya ide membuat film our son sejak 2019 lalu, tapi baru tahun ini kesampaian," ujar Luhki di Yogyakarta, Selasa (11/2/2025).
Baca Juga: Derita Dosen ASN di Jogja, Beban Mengajar Tinggi, Tukin Tak Cair Hingga Minim Bonus dari Kampus
Sutradara yang sudah jadi langganan penghargaan festival film internasional ini sengaja memilih Yogyakarta sebagai setting film. Dia juga melibatkan sejumlah kru, bahkan aktor dari kota ini untuk terlibat di film ini.
Bukan tanpa alasan, Yogyakarta merupakan lingkungan tempat dia tumbuh. Karenanya dia ingin memberikan manfaat bagi kota ini ditengah ketidakpastian berbagai sektor saat ini.
Terlebih dalam film yang dibintangi Ario Wahab, Raihaanun, Della Dartyan, Iedil Dzuhrie Alaudin, aktor cilik Farrell Rafisqy hingga seniman legendaris dari Yogyakarta Yati Pesek ini, segala cerita dan dinamika Yogyakarta sangat menarik. Sehingga memantik pertanyaan besar tentang banyak hal, termasuk keluarga.
Isu tentang keluarga menjadi penting untuk diangkat karena banyak persoalan muncul yang berawal dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan manusia, namun sering kali menjadi tempat berkembangnya banyak masalah, terutama karena kurangnya komunikasi antar anggotanya. Misalnya saja kasus klitih atau kekerasan jalanan para remaja yang muncul karena masalah keluarga.
"Cerita film ini terinspirasi dari pengamatan interaksi yang terjadi pada keluarga di Yogyakarta, lingkungan tempat saya tumbuh. Kadang kita merasa lebih nyaman berbicara dengan teman dekat daripada dengan keluarga sendiri. Inilah salah satu pertanyaan yang ingin saya sampaikan melalui film ini," jelasnya.
Baca Juga: Coretan Vandalisme 'Adili Jokowi' Bermunculan di Jogja, Ini Kata Polisi
Walaupun minim dukungan, film tersebut, lanjut produser film Iqbal Hamdan, telah melalui proses pengembangan cerita yang panjang di berbagai laboratorium dan
Berita Terkait
-
Main Film Sah! Katanya, Nadya Arina Alami Tantangan Besar: Susah Tahan Ketawa
-
Sinopsis Streaming, Film Baru Kang Ha Neul Sedang Tayang di Indonesia
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?
-
Tayang Bulan Juni, Lee Je Hoon dan Yoo Hae Jin Adu Strategi di Film Big Deal
-
Review Film Sacramento: Road Trip Absurd Penuh Makna
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu