Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 12 Februari 2025 | 10:39 WIB
Para pemain film Our Son di Yogyakarta, Selasa (11/2/2025). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Efisiensi anggaran dilakukan besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto di sektor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pagu alokasi anggaran untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2025 sekitar Rp1,7 triliun.

Alokasi anggaran itu dibagi untuk dua kementerian. Kementerian Pariwisata mendapat bagian sekitar Rp1,4 triliun dan Kementerian Ekonomi Kreatif mendapat jatah sekitar Rp279 miliar.

Kondisi ini tak lantas membuat para pekerja seni dan industri kreatif di Yogyakarta berhenti berkarya. Sebut saja sineas film muda Luhki Herwanayogi, peraih penghargaan Locarno Open Doors-Locarno Film Festival 2021 di Swiss yang mencoba bertahan ditengah minimnya dukungan pemerintah untuk tetap menggarap film terbarunya berjudul 'Our Son'.

"Saya sebenarnya sudah punya ide membuat film our son sejak 2019 lalu, tapi baru tahun ini kesampaian," ujar Luhki di Yogyakarta, Selasa (11/2/2025).

Baca Juga: Derita Dosen ASN di Jogja, Beban Mengajar Tinggi, Tukin Tak Cair Hingga Minim Bonus dari Kampus

Sutradara yang sudah jadi langganan penghargaan festival film internasional ini sengaja memilih Yogyakarta sebagai setting film. Dia juga melibatkan sejumlah kru, bahkan aktor dari kota ini untuk terlibat di film ini.

Bukan tanpa alasan, Yogyakarta merupakan lingkungan tempat dia tumbuh. Karenanya dia ingin memberikan manfaat bagi kota ini ditengah ketidakpastian berbagai sektor saat ini.

Terlebih dalam film yang dibintangi Ario Wahab, Raihaanun, Della Dartyan, Iedil Dzuhrie Alaudin, aktor cilik Farrell Rafisqy hingga seniman legendaris dari Yogyakarta Yati Pesek ini, segala cerita dan dinamika Yogyakarta sangat menarik. Sehingga memantik pertanyaan besar tentang banyak hal, termasuk keluarga. 

Isu tentang keluarga menjadi penting untuk diangkat karena banyak persoalan muncul yang berawal dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan manusia, namun sering kali menjadi tempat berkembangnya banyak masalah, terutama karena kurangnya komunikasi antar anggotanya. Misalnya saja kasus klitih atau kekerasan jalanan para remaja yang muncul karena masalah keluarga.           

"Cerita film ini terinspirasi dari pengamatan interaksi yang terjadi pada keluarga di Yogyakarta, lingkungan tempat saya tumbuh. Kadang kita merasa lebih nyaman berbicara dengan teman dekat daripada dengan keluarga sendiri. Inilah salah satu pertanyaan yang ingin saya sampaikan melalui film ini," jelasnya.

Baca Juga: Coretan Vandalisme 'Adili Jokowi' Bermunculan di Jogja, Ini Kata Polisi

Walaupun minim dukungan, film tersebut, lanjut produser film Iqbal Hamdan, telah melalui proses pengembangan cerita yang panjang di berbagai laboratorium dan

program bimbingan film, baik di level nasional serta internasional sejak tahun 2019. Dimulai dari pengembangan dan pitching di Busan Asian Film School (AFiS) perjalanan naskah ‘Our Son’ berlanjut ke Jogja Future Project Jogja-NETPAC Asian Film Festival di tahun yang sama.

Tahun 2021 ‘Our Son’ mendapat dukungan untuk pengembangan naskah di Locarno Open

Doors Hub di Locarno Film Festival, Swiss. Setahun kemudian mengikuti workshop pengembangan produksi untuk produser film Eropa dan Asia di Ties That Bind 2022.

"Kami juga ikut JFW Producers Lab di Jakarta Film Week 2023," jelasnya.

Sementara Della yang memerankan Elli mengungkapkan, sebagai orang yang lahir dan pernah lama tinggal di

Yogyakarta, dia akrab dengan suasana yang diangkat dalam film drama tentang keluarga tersebut. Sehingga bisa merasa terhubung dengan tokoh yang saya perankan.

"Sosok Elli memiliki karakter sebagai seorang

perempuan yang lahir dan besar di Yogyakarta dan sangat lurus," ujarnya.

Yati Pesek menambahkan, sebagai seniman dari Yogyakarta, dia bersyukur para sineas muda masih mengingatnya. Bahkan meminta seniman yang sempat viral akibat lontaran negatif Gus Miftah tersebut untuk ikut berperan dalam film Our Son.

"Saya bersyukur sekali masih diterima dan dikenal oleh anak-anak muda sekarang ini," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More