SuaraJogja.id - Warga di Gunungkidul mengalami kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg dalam dua minggu terakhir. Sejumlah warung dan pangkalan kehabisan stok, membuat warga harus mencari ke berbagai tempat dengan harga yang lebih tinggi.
Yuni (41), pemilik angkringan di Jalan Baru Gading, mengaku kesulitan mendapatkan gas melon untuk keperluan usahanya. Biasanya, dia bisa membeli dengan harga Rp 19.000–Rp 20.000 per tabung di warung dekat rumahnya. Namun, kini stok kosong.
"Hari ini saya sudah keliling belasan warung dan dua pangkalan, tapi tidak ada. Terakhir dapat di warung eceran di Ngalang, itu pun harganya Rp 23.000 per tabung," ujar Yuni, Rabu (12/2/2025).
Ia membutuhkan empat tabung gas untuk keperluan angkringan dan rumah tangganya. Biasanya, satu tabung habis dalam dua hari. Namun ketika sepi, satu tabung bisa habis dalam 3-4 hari.
Baca Juga: Gerebek Live Judi Dadu di TikTok, Polda DIY Ringkus Bandar dan Operator di Gunungkidul dan Pati
Kesulitan serupa dialami Fina, warga Logandeng Wetan. Ia sudah berkeliling sejauh 5 km dari rumahnya, namun tetap tidak menemukan gas elpiji 3 kg. Dia tidak tahu harus memasak dengan apa, kemungkinan kembali ke kayu bakar.
"Susah ini cari gas. Tabung (kosong) sudah tak baaa kemana-mana ndak dapat juga," keluhnya.
Sementara itu, pemilik pangkalan Erfan mengungkapkan bahwa pasokan gas elpiji 3 kg sebenarnya normal, namun pengirimannya sering telat sehari. Ia mendapat informasi bahwa keterlambatan terjadi karena beberapa faktor:
"Info yang saya dapat itu kaewna cuaca buruk yang membuat kapal tidak bisa merapat. Kilang di Cilacap tengah dibersihkan serta Kebijakan dari Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, yang berimbas pada keterlambatan distribusi," ungkapnya.
Terkait kelangkaan ini, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufik Kurniawan, menegaskan bahwa keterlambatan hanya bersifat sementara dan sedang ditangani.
Baca Juga: Gunungkidul Pangkas Anggaran Infrastruktur Rp61,2 Miliar, Proyek Jalan dan Irigasi Terancam Mangkrak
"Ndak Mas, keterlambatan ini sudah kami infokan ke tim terkait supaya dicek dan dikirim sesuai jadwal," ujarnya.
Taufik juga menegaskan bahwa kilang di Cilacap tidak terkait dengan produksi LPG, melainkan hanya melayani BBM. Sehingga alasan tersebut tidak benar.
"Untuk cuaca, memang benar ada kendala akhir pekan kemarin. Kapal sudah dekat pelabuhan, tapi tidak diizinkan berlabuh oleh syahbandar karena ombak tinggi di Pantura. Sekarang sudah mulai pulih," jelasnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Dokter Bagikan Tips Cepat Tidur dalam 1 Menit, Reaksi Warganet Tak Terduga
-
Bahlil Usul RI Tambah Kuota Impor Minyak dan Gas LPG dari AS
-
Gerbang China ke Amerika Latin Dibuka: Megaproyek Rp57 Triliun Picu Kontroversi!
-
KPK Ungkap Kerugian Negara Akibat Kasus PGN Mencapai USD 15 Juta
-
Kasus Korupsi pada Perjanjian Jual Beli, KPK Tahan Pejabat PGN dan IAE
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan