Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 18 Februari 2025 | 19:07 WIB
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto (Victorianus Sat Pranyoto)

SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa usaha jasa pemancingan ikan turut mendongkrak pemasaran produksi budidaya ikan air tawar di wilayah itu selain untuk memenuhi kebutuhan ikan konsumsi di DIY dan sekitarnya.

"Dari data kami, di Kabupaten Sleman ada 91 lokasi dengan jasa pemancinga berbagai variasi sistem pemancingan, dan ini mengandalkan pasokan ikan dari kelompok petani ikan ataupun pembudidaya ikan untuk memenuhi ikan pancingan," kata Pelaksana tugas, (Plt) Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Selasa.

Menurut dia, usaha jasa pemancingan ikan di Sleman terdiri berbagai sistem, ada sistem kiloan, harian, borongan maupun galatama.

"Dari jasa pemancingan tersebut rata-rata ikan yang diserap konsumen bisa mencapai 4 hingga 8 ton per hari," katanya.

Baca Juga: Cara Unik Pemkab Sleman Selamatkan 150 Hektare Tanaman Padi dari Serangan Tikus

Ia mengatakan, memancing ikan merupakan kegiatan menangkap ikan dengan berbagai teknik dan lokasi dalam pelaksanaannya. Selain sebagai profesi para pemancing ikan juga memiliki tujuan yang berbeda-beda, diantaranya sebagai sarana hobi, hiburan dan rekreasi yang bisa dilakukan di perairan asin maupun tawar.

"Saat ini di tengah kepadatan rutinitas dan kepenatan masyarakat yang tinggi, memancing di perairan tawar seperti sungai, saluran irigasi, waduk, bendungan, embung dan tempat pemancingan bisa menjadi kegiatan luar ruangan yang menyenangkan, pemancingan menjadi alternatif hiburan, rekreasi dan peningkatan pendapatan," katanya.

Semakin banyak orang yang antusias memancing, berdampak positif pada peningkatan roda perekonomian dan kepedulian masyarakat pada lingkungan perairan.

"Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kegiatan memancing ikan di perairan tawar semakin berkembang pesat," katanya.

Pemancingan sebagai daya dukung pemasaran ikan terus mengalami trend positif seiring maraknya kegiatan lomba dan konten hobi mancing di media sosial. Berbagai ikan hasil produksi bisa dipasarkan melalui pemancingan antara lain, nila, bawal, lele dan ikan mas.

Baca Juga: Wisata Sleman Aman, Dispar Gandeng BPBD dan BMKG, Edukasi Pengelola Destinasi

"Pada 2024, produksi ikan konsumsi di Sleman mencapai 55.347 ton, sehingga rata-rata per bulan mencapai 4.600 ton terdiri dari nila, lele, gurame, bawal dan jenis ikan lainnya," katanya.

Suparmono mengatakan, dengan angka ketersediaan ikan sebesar 37,3 kilogram per kapita per tahun, produksi ini belum bisa memenuhi kebutuhan 1,12 juta penduduk Kabupaten Sleman.

"Apalagi permintaan ikan konsumsi bukan hanya dari penduduk Sleman saja tetapi juga dari mahasiswa dan wisatawan yang masuk ke Sleman," katanya.

Ia mengatakan, mekanisme pemasaran ikan agar sampai ke konsumen secara tepat ukuran, kualitas maupun harga. Pembudidaya ikan menangkap ikan hasil budidaya kemudian ditampung di kolam tampungan.

"Pedagang datang menyeleksi ikan sesuai dengan ukuran yang diminta konsumen. Ukuran umum ikan yang diminta nila 4 hingga 6 eko per kg, lele 7 hingga 10 ekor per kg, Gurame 0,5 hingga 0,8 kg per ekor. Jadi secara umum distribusi ikan konsumsi di Sleman mempunyai alur dari pembudidaya ikan ke pedagang pengentas kemudian dibawa ke pedagang pengumpul atau langsung ke pengecer," katanya.

Load More