Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 20 Februari 2025 | 12:16 WIB
Peserta mengikuti kirab Pasar Kembang (Sarkem) Fest 2024 di Yogyakarta, Jumat (1/3/2024). Kegiatan yang menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya tersebut dalam rangka promosi potensi pariwisata kawasan Sosrowijayan dan Pasar Kembang. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/agr/tom.

"Ada proses silaturahmi menyampaikan apem kepada hotel-hotel dan para tamu yang dilewati saat kirab. Itu simbol silaturahmi kepada hotel, selain apem juga diberikan kepada masyarakat maupun wisatawan di Malioboro," tutur Yurnelis.

Pada 22 Februari 2025, Sarkem Fest menghadirkan parade musik di tiga titik utama, yaitu panggung di depan Hotel Neo Malioboro dengan atraksi musik jazz dan keroncong, di depan Gapura Sosromenduran dengan atraksi barongsai dan musik dari komunitas Sosromenduran, serta di depan Plaza Malioboro dengan pertunjukan musik Top 40 dan ambyaran. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum dan gratis.

Lurah Sosromenduran, Hendy Setiawan, menjelaskan bahwa kirab gunungan apem mencerminkan lima unsur dalam proses pembangunan Kota Yogyakarta, yaitu dari kota yang diwakili oleh aparat kelurahan, korporasi yang diwakili oleh hotel, komunitas yang menggagas Sarkem Fest, kampus yang diwakili oleh mahasiswa dari berbagai daerah, serta kampung yang diwakili oleh masyarakat.

"Lima unsur itu tercermin dari kirab sebagai satu kesatuan untuk bergotong royong membangun Yogyakarta menuju yang lebih baik," jelas Hendy.

Baca Juga: Terkendala Jarak dan Kapasitas, Distribusi Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta Belum Optimal

Hendy menambahkan bahwa inti dari Sarkem Fest adalah pelestarian tradisi yang dikemas dalam bentuk budaya, mulai dari pembuatan apem, kirab, hingga kenduri.

"Dalam kirab gunungan apem saat finish akan ada rayahan (berebut) apem. Masyarakat yang mau menikmati apem silakan datang ke Jalan Sosrowijayan," ujar dia.

Load More