Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 20 Februari 2025 | 14:59 WIB
Ribuan massa berunjukrasa di kawasan Malioboro dalam aksi Indonesia Gelap, Kamis (20/2/2025). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Ribuan massa dari Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DIY dan masyarakat kembali melakukan aksi unjukrasa. Kali ini mereka menyikapi seruan dari Tagar Indonesia Gelap atau #IndonesiaGelap dengan berunjukrasa dari parkir Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Km, Kamis (20/2/2025).

Massa yang berkumpul sekitar pukul 11.00 WIB mengenakan pakaian serba hitam. Mereka membawa berbagai spanduk tuntutan dan seruan akan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Aksi ini digelar untuk menyikapi sejumlah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dianggap menyengsarakan rakyat. Sebut saja program efisiensi anggaran yang digulirkan melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025 yang berdampak ke berbagai sektor seperti pendidikan hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tak efektif.

Koordinator Lapangan aksi Indonesia Gelap, Derian di sela aksi mengungkapkan, mereka mempertanyakan kebijakan efisiensi anggaran yang mencapai lebih dari Rp750 Triliun. Jumlah tersebut bukan anggaran yang kecil bagi keberlangsungan bangsa ini.

Baca Juga: Viral Eks Teras Malioboro 2 Penuh Tumpukan Sampah, Begini Klarifikasi Pemda DIY

"Kami ingin menolak Inpres yang memangkas anggaran pendidikan. Sampai saat ini, kami tidak tahu ke mana anggaran yang dipotong itu akan dialokasikan. Tidak ada penjelasan dari Presiden mengenai hal ini," paparnya.

Hal senada disampaikan perwakilan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Jogja, Mustafa yang menyatakan, massa mengusung slogan Indonesia Gelap sebagai simbol kritik terhadap pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Gelapnya Indonesia mencerminkan matinya nurani para penguasa yang tidak mendengarkan aspirasi masyarakat.

"Indonesia Gelap bagi kami berarti matinya nurani penguasa yang tidak menghiraukan tuntutan rakyat. Aksi ini bukan hanya terjadi di Jogja, tetapi juga serentak di berbagai daerah di Indonesia," jelasnya.

Dicontohkan Mustafa, efisiensi anggaran Prabowo akhirnya berdampak pada pemangkasan anggaran pendidikan. Presiden disebut lebih memprioritaskan program MBG dibandingkan pendidikan anak-anak bangsa. 

"Kami khawatir efisiensi anggaran ini akan terus meningkat dan berdampak pada semakin terbatasnya akses pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat," tandasnya.

Baca Juga: Dukung Peningkatan Layanan Kesehatan, Menko PMK Resmikan Fasad RSA UGM

Sementara Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, mengungkapkan, untuk mengamankan aksi unjukrasa kali ini, Polresta menurunkan sekitar 400-an personel. Aparat keamanan juga mengawal aksi mulai dari titik kumpul, sepanjang perjalanan, hingga lokasi akhir di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Load More