Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 24 Februari 2025 | 18:02 WIB
Suasana di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (6/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJogja.id - Sekretaris Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Dewanti, menyambut baik stimulus berupa diskon untuk beberapa moda transportasi hingga kebutuhan saat Lebaran 2025 nanti. Menurutnya, kebijakan ini akan membuat beban-beban masyarakat berkurang. 

"Diharapkan dengan adanya stimulus itu tentunya dapat membantu masyarakat yang pengeluarannya cukup banyak untuk mendapatkan akses lebih besar terhadap tarif pesawat maupun juga tarif tol," kata Dewanti, Senin (24/2/2025).

Pada program stimulus tahun sebelumnya, pemerintah telah berhasil melaksanakan stimulus. Dalam hal ini memberikan penambahan fasilitas dan kapasitas transportasi di berbagai jalur, seperti darat, udara, dan laut. 

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berhasil menyediakan program mudik gratis dengan total 38.772 penumpang dan 2.320 sepeda motor; 88 unit bus dengan 11 rute tujuan dari Jakarta ke kota-kota tujuan seperti Solo, Jogja, Surabaya, dan lainnya. Ada pula penurunan tiket pesawat sampai 10 persen.

Baca Juga: Yuk Dapatkan Diskon Biaya Provisi 50% Sambut HUT ke-129 BRI, Ini Daftar Program Special BRIguna

Kendati demikian, Dewanti meminta pemerintah tetap perlu memperhatikan efek domino yang mungkin terjadi dari kebijakan ini. Termasuk untuk menyiapkan kemungkinan adanya lonjakan pemudik sampai berkali-kali kali lipat daripada periode Natal dan Tahun Baru lalu. 

"Kalau kita cermati itu jumlah angkutan saat lebaran itu lebih banyak, misalnya mungkin tiga kali lipat dari pergerakan Nataru. Nah, ini tentunya perlu antisipasi lebih," ucapnya.

Selain potensi lonjakan jumlah pemudik, dia mengatakan pemerintah perlu memikirkan secara serius infrastruktur pendamping. Mulai dsri jalan tol, serta fasilitas-fasilitas lain seperti rest area dan juga ruang tunggu yang layak.

Termasuk potensi adanya penggunaan angkutan pribadi maupun umum yang nantinya akan dipilih oleh para calon pemudik. Apalagi dengan diskon tarif tol ini yang bisa membuat naiknya pengguna jalan tol.

Dewanti pun menambahkan bahwa perlu adanya koordinasi pemerintah dengan masyarakat. Seperti pihak operator dan juga maskapai dan juga kemerataan dari program ini, dalam artian hanya beberapa daerah atau maskapai saja yang diberlakukan program ini. 

Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Suguhkan Keajaiban Bawah Laut hingga Ragam Paket Spesial

"Apakah dengan penurunan tarif itu bagaimana dampak terhadap operator? Jangan sampai begini, dengan penurunan itu ada aspek-aspek yang dikorbankan bagi konsumen. Jangan sampai nanti misalnya penyamanannya dikurangi atau mungkin juga keselamatannya ini agak berkurang, ini tentunya harus dijaga," ujarnya.

Selain itu, kemampuan pemerintah menyediakan anggaran juga patut diperhitungkan matang. Misalnya dalam memberikan subsidi khususnya untuk angkutan umum.

Dewanti pun memuji rencana pemerintah menerapkan WFA (work from anywhere) menjelang libur panjang. Hal tersebut dinilai dapat memecah kepadatan mudik dalam waktu yang lebih panjang. 

"Saya kira pemerintah ini masih punya waktu ya, ini sampai nanti menjelang lebaran, paling tidak kira-kira satu bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan mestinya juga antisipasi itu menjadi lebih penting dan juga bagaimana melibatkan berbagai pihak," tandasnya. 

Load More