SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 8 April 2024. Kebijakan ini diberlakukan karena tingginya curah hujan dan meningkatnya kejadian banjir serta tanah longsor di sejumlah wilayah.
Sebut saja Kali Belik, Gondomanan yang meluap hingga ke kawasan rumah warga pasca hujan deras di Kota Yogyakarta pada Kamis (06/32025) malam yang ramai di sosial media (sosmed). Selain itu genangan di Sedayu, Bantul akibat luapan sungai pada Jumat (07/3/2025) pagi yang juga ramai di sosmed.
"Perpanjangan status siaga darurat telah dilakukan. Awalnya, status ini berlaku hingga 3 Maret [2025], kemudian diperpanjang untuk keempat kalinya hingga 8 April [2025]," papar Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad di Yogyakarta, Jumat Siang.
Menurut Noviar, perpanjangan keempat kalinya sejak status siaga darurat pertama kali ditetapkan ini dilakukan mengingat kondisi cuaca yang masih ekstrem di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan masyarakat tetap terjaga, terutama di daerah-daerah yang berpotensi terdampak.
Baca Juga: Target Wisatawan Luar Daerah bakal Rendah, Ini Strategi Pariwisata Yogyakarta di Era Efisiensi
Apalagi curah hujan diperkirakan masih tinggi hingga Mei 2025 mendaatan. Karenanya kewaspadaan perlu terus ditingkatkan.
"Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar tetap waspada," tandasnya.
Noviar menyebutkan, sejak Oktober 2023, BPBD DIY mencatat lebih dari 600 kejadian tanah longsor terjadi di sejumlah titik akibat cuaca ekstrem. Bahkan sejumlah kawasan juga mengalami banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.
Walaupun belum mencapai tingkat darurat seperti banjir di Jakarta dan Bekasi, BPBD mencatat beberapa sungai di Yogyakarta mengalami peningkatan debit air. Sebut saja kawasan di sepanjang Sungai Code, Gajahwong, dan Progo.
"Saat ini kondisi sungai masih dalam batas normal. Namun, kawasan selatan, terutama sekitar Sungai Progo, perlu diwaspadai. Kemarin, jembatan Sradakan di daerah tersebut sempat mengalami kerusakan akibat derasnya arus, dan lahan pertanian di sekitarnya ikut terdampak," tandasnya.
Baca Juga: Terobos Larangan Masuk, Mobil Carry Picu Kecelakaan Lalu Lintas dan Tabrak Mobil Polisi di Jogja
Noviar menambahkan, BPBD DIY telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. BPBD meminta Forum Pengurangan Risiko Bencana di tingkat kelurahan juga siap siaga dalam memberikan bantuan pertama ketika terjadi bencana.
Edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat juga dilakukan. Masyarakat terus dihimbau selalu berhati-hati dan menghindari kawasan rawan bencana, seperti daerah yang berpotensi longsor.
"Kesadaran individu sangat penting dalam penanggulangan bencana. Masyarakat perlu memahami cara menyelamatkan diri sendiri sebelum menunggu bantuan dari pemerintah," ungkapnya.
Terkait genangan yang kerap terjadi di beberapa daerah dan ramai di sosial media (sosmed) seperti di Jalan Laksda Adisucipto, Gejayan, UNY, Ringroad Utara dan lainnya, Noviar meminta semua pihak menjaga kebersihan agar drainase tidak tersumbat. Sebab genangan tersebut berbeda dengan banjir besar yang menyebabkan pengungsian.
Genangan di Yogyakarta cenderung bersifat sementara dan surut dalam beberapa jam setelah hujan reda. Meskipun sulit dicegah sepenuhnya, pemerintah tetap melakukan upaya untuk mengurangi risiko genangan, seperti menjaga kebersihan saluran drainase dan mengantisipasi titik-titik rawan.
"Kondisi ini bersifat alami dan sulit dihindari, terutama jika hujan dengan intensitas tinggi turun dalam waktu singkat. Namun, kami terus berupaya agar aliran air tetap lancar dan mengurangi dampaknya bagi masyarakat," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Menjelajah Jejak Sejarah di Kawasan Bintaran Bersama Alon Mlampah
-
Mendagri Minta Pemda Lakukan Sejumlah Langkah, Demi Antisipasi Cuaca Ekstrem
-
Ngeri! Banjir Terjang Perumahan Depok, Turap Longsor Jebolkan Rumah Warga!
-
Siapa Van de Parvert? Pemain Keturunan Medan-Jogja yang Dikontrak Ajax, Jadi Aset Indonesia!
-
BPBD DKI Sebut Cuaca Ekstrem di Jakarta Berlangsung Sampai 11 Maret 2025, Masyarakat Diminta Waspada
Terpopuler
- Psikolog Lita Gading Tegur Orangtua Arra TikToker Cilik: Tolong Ajarkan Attitude
- Firdaus Oiwobo Tuntut Ganti Rugi ke Kementerian, Nama Menteri PUPR Jadi Sorotan
- Diduga Sering Peras Owner Skincare, Publik Lega Tahu Sumber Kekayaan Nikita Mirzani: Pantes Selalu Nyari Aib Orang..
- Istri dr Richard Lee Nangis Terharu usai Suami Mualaf: Aku Enggak Pernah Dibuat Susah
- Sunan Kalijaga Semprot Pengacara dr Reza Gladys: Nikita Mirzani Tidak Kebal Hukum
Pilihan
-
4 Pemain Timans Indonesia Terancam Absen Lawan Bahrain, Ini Daftarnya
-
Dear Prabowo, George Soros Mulai Acak-acak Ekonomi RI Lagi Lewat Investor Asing, Waspada!
-
Aksi Pencurian Gas Elpiji di Solo Digagalkan, Pelaku Asal Malang Tertangkap
-
Sosok Ego Syahrial, Eks Dirjen Migas Diperiksa dalam Dugaan Mega Korupsi Pertamina
-
Mau Liburan Low Budget di Kebumen? Pantai Setrojenar Jawabannya!
Terkini
-
ASN WFA Jelang Lebaran: Libur Terselubung? Pengamat Soroti Potensi Pelayanan Publik Terabaikan
-
Kementerian Lingkungan Hidup Tutup 37 TPA Menggunakan Sistem Open Dumping
-
Geger Temuan Minyakita di Bawah Takaran, Mentan: Satu Kata Tindak Tegas!
-
Duel PSS Sleman vs Persis Solo Digelar Tanpa Penonton, Panpel Ungkap Alasannya
-
Ekonom: Perbaikan Daya Beli Kelas Menengah Jadi Kunci Cegah Terjadinya PHK