SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penurunan reservasi hotel pada periode libur Lebaran 2025 kali ini.
Padahal momen libur panjang ini diharapkan dapat ikut memperpanjang napas industri perhotelan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono menuturkan pada periode 28 Maret hingga 1 April 2025 reservasi yang masuk baru sekitar 20 persen.
Sementara untuk periode 1-6 April 2025 reservasi yakni berada di angka 40 persen.
"Ini belum bergerak sampai dengan saat ini. Ada penurunan. Jadi kalau periode yang lalu, tahun lalu 2024, H-5, H-7 itu sudah 40 sama 70 persen periodenya sama yang saat ini," ungkap Deddy, saat dihubungi, Senin (24/3/2025).
Deddy menduga tidak sedikit pemudik yang datang ke Jogja namun tidak menginap di hotel melainkan di tempat sanak saudaranya sendiri. Selain itu, metode datang langsung tanpa reservasi pun lebih dipilih para wisatawan.
"Biasanya dia sekarang enggak melakukan reservasi, tapi langsung datang ke hotel sendiri gitu," ujarnya.
"Mereka datang ke DIY itu kan mudik. Mudik itu kan belum tentu menginapnya di hotel, tapi di itu orang tuanya, di saudaranya kan gitu," kata Deddy.
Kendati demikian, Deddy tidak menampik bahwa kondisi perhotelan saat ini sedang lesu. Termasuk daya beli masyarakat yang menurun dan ekonomi yang tak stabil.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Begini Langkah DLH Sleman Atasi Lonjakan Sampah Rumah Tangga
Belum lagi dengan kebijakan yang bertubi-tubi memperberat kondisi bisnis hotel dan restoran. Mulai dari larangan study tour di beberapa daerah serta krisis global yang melanda.
"Saya bicara bukan di Indonesia saja. Sekarang itu kan secara global. Ternyata kan turis-turis asing juga banyak yang tidak banyak yang datang ke Indonesia juga, karena krisis ini," ucapnya.
Efisiensi anggaran pun memangkas pendapatan hotel yang biasanya dapat menutup biaya operasional saat low season. Pasalnya tak ada Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang digelar.
"Itu kan biasanya diisi di hari Senin sampai dengan Jumat ketika low season. Itu kan berdampak. Makanya kan dampaknya itu dari Januari sampai dengan sekarang," tuturnya.
Padahal Deddy sungguh berharap momen libur panjang Lebaran kali ini dapat membantu memperpanjang napas industri perhotelan.
"Makanya harapan kami, okupansi di Lebaran ini bisa mendongkrak, untuk memperpanjang napas tapi menurut ramalan BMKG kan suram, BMKG tanda kutip ya. Ya, masih mendung gitu loh. Hilalnya untuk lebaran okupansi meningkat itu belum kelihatan," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
Beban Generasi Sandwich Kian Berat: BKKBN Turun Tangan Bekali Konselor Keluarga
-
Saldo DANA Kaget Menanti, Ini 3 Link Asli untuk Diklaim Warga Jogja
-
Megawati Tanam Pohon Bodhi di UGM: Simbol Kebijaksanaan atau Sekadar Seremonial?
-
Kasus Mahasiswa UNY: BARA ADIL Kritik Keras Polda DIY Soal Publikasi Video Penangkapan
-
Bantah Tuduhan Korupsi Dana Hibah Pariwisata, Harda Kiswaya: Semua sudah Saya Sampaikan ke Kejaksaan