SuaraJogja.id - Tren konsumsi masyarakat menjelang lebaran tahun ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu sejalan dengan perputaran uang selama Idulfitri 2025 diprediksi turun.
Berdasarkan prediksi dari Kementerian Perhubungan jumlah pemudik diperkirakan hanya 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) juga menyebutkan asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137.975 triliun. Jumlah tersebut menurun dibanding perputaran uang selama Idulfitri 2024 lalu mencapai Rp 157,3 triliun,
Ekonom dari Sekolah Vokasi UGM, Yudistira Hendra Permana, mengungkapkan tren konsumsi lebaran yang menurun disebabkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat. Hal itu sudah tercermin pula dari deflasi yang dialami.
"Perbedaan tren konsumsi ini berkaitan dengan tren deflasi yang berlangsung hingga sekarang, melemahnya nilai tukar, kenaikan harga emas yang tinggi, penurunan IHSG, itu adalah hal-hal yang mengindikasikan kita tidak baik-baik saja," kata Yudis, Rabu (26/3/2025).
Permasalahan ekonomi yang kompleks ini, menurut Yudistira, disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Mulai dari sosial, politik hingga ekonomi yang tidak bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah.
Terlebih di tengah tekanan ekonomi global dengan berbagai dinamika di dalamnya. Serta efisiensi anggaran yang masih sulit dipahami masyarakat arahnya.
"Kegagalan dalam mengkoordinasi hal-hal tersebut menjadi akumulatif dan menyebabkan apa yang kita alami di hari ini," ungkapnya.
Jika berkelanjutan dan tak ditangani secara bijak, persoalan ekonomi ini dapat menimbulkan efek simultan yang merugikan. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berpotensi besar terdampak.
Baca Juga: Lebaran di Jogja Tak Seindah Dulu? Penurunan Reservasi Hotel Bikin PHRI Angkat Bicara
"Kalau merujuk pada UMKM, ini yang nantinya akan ada kekhawatiran. UMKM jumlahnya banyak, kuantitas orang bekerja di sektor tersebut juga besar," tuturnya.
"Sehingga ketika satu pukulan ekonomi terjadi pada sektor perdagangan kecil, maka orang-orang terdampak juga akan banyak sekali," imbuhnya.
Situasi yang menantang ini, kata Yudistira, harus disikapi dengan bijak oleh masyarakat salah satunya untuk melakukan pengematan.
"Yang harus dilakukan masyarakat itu satu, kencangkan sabuk, siap-siap jika terjadi hantaman. Kalau bisa berhemat, ya juga ikut berhemat," sarannya.
Kendati demikian di sisi lain, Yudis mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu ketat dalam berhemat. Mengingat tindakan berhemat atau tidak mengeluarkan uang ini di satu sisi akan menyebabkan perdagangan dan sektor-sektor aktivitas ekonomi berisiko sepi.
"Ya, pelan-pelanlah. Kencangkan sabuk, tapi jangan terlalu kencang, nanti malah sakit sendiri. Jadi, berhemat dan konsumsi yang diperlukan saja," sambungnya.
Berita Terkait
-
Awas Sopir Teler Ancam Keselamatan Pemudik, BNNP DIY Gencarkan Tes Urine Jelang Lebaran
-
Sebanyak 2 juta Pemudik Bakal Masuk Wilayah Bantul, Seluruh RS Disiagakan Selama Libur Lebaran
-
Konsumsi BBM Sempat Turun 10 Persen, Pertamina Jamin Pertamax di Jogja Aman Selama Lebaran
-
Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Tamanmartani Mulai Dibuka Fungsional, Begini Situasinya
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Bantul Siaga! Puncak Musim Hujan 2026 Ancam Bencana Cuaca Ekstrem
-
Berkinerja Positif, BRI Raih 10 Prestasi Terbaik di Sepanjang Tahun 2025
-
Waspada! Ini 3 Titik Kemacetan Paling Parah di Yogyakarta Saat Malam Tahun Baru
-
Lestarikan Warisan Budaya Jawa, Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hadirkan Jampi Pawukon bagi Para Tamu
-
Jogja Jadi Tourist Darling, Pujian Bertebaran di Medsos hingga Kunjungan Destinasi Merata